PALOPO — Satu dari delapan korban vaksin MR (rubella) di Kota Palopo masih dirawat di Rumah Sakit St Madyang Palopo. Ia adalah Della Dwi Yulianti, siswi SMPN 3 Palopo yang sudah 6 hari menjalani perawatan di RS swasta itu.
Della dilarikan ke RS pada Rabu (29/8/18) lalu usai di vaksin MR. Ia sempat tak sadarkan diri. Sebenarnya Della sudah dipulangkan pada Jumat (31/8/18) lalu bersama rekannya, hanya saja setibanya di rumah beberapa jam, Della kembali dibawa ke RS St Madyang untuk mendapat perawatan. Kondisinya lemah, susah bernafas. “Terpaksa kami bawa kembali karena kondisinya memperihatinkan, kadang tangannya kaku dan susah bernafas,” kata orangtua Della, Rosmiati saat ditemui Koran SeruYA di kamar 233A RS St Madyang Senin (3/9/18) siang.
Rosmiati mengaku bahwa anak kesayangannya itu tidak pernah mengalami gejala demikian. Nanti setelah di vaksin MR baru merasakan. “Sesekali kepalanya sakit, badannya dingin. Kalau itu datang lagi, Della akan sesak dan tangannya kaku. Oleh dokter yang memeriksa, katanya normal. Tidak ada kelainan,” kata Rosmiati. Rosmiati tidak menuntut banyak terhadap pemerintah khususnya instansi terkait yang melakukan vaksin. “Yang kita butuh hanya tanggungjawab, bagaimana anak ini bisa segera sembuh dan kembali ke sekolah,” katanya.
BACA JUGA :Usai Disuntik Vaksin Rubella, 8 Pelajar SMP 3 Palopo Dilarikan ke Rumah Sakit
Terpisah, perawat pelaksana RS St Madyang, Fatma mengatakan Della di diagnosa Chest pain atau nyeri dada. Berdasarkan data Rekam Medis (RM), Della pernah dirawat pada Maret 2017 lalu dengan diagnosa febris atau demam. “Dokter yang periksa mengatakan kondisinya sudah mulai membaik,” singkat Fatma.
Sebelumnya, Kadis Kesehatan, dr Ishaq Iskandar mengatakan ada beberapa kemungkinan sehingga pelajar yang divaksin tersebut menderita demam. “Kemungkinan karena mereka takut disuntik sehingga syok. Karena syok, menyebabkan pelajar tersebut demam-demam,” katanya Rabu lalu. Bukan hanya itu, saat ditanya oleh petugas, pelajar yang demam itu ada mengaku belum sarapan dari rumah. Riwayat medisnya juga kerap kesurupan dan menderita sakit maag.
Dia mengatakan, saat vaksin campak dan rubella dilakukan di SMP 3 Palopo, petugas dari Dinas Kesehatan dan dari PKM setempat juga ada di lokasi. “Bahkan, petugas dari dinas yang mengantar pelajar yang demam itu ke rumah sakit,” katanya. Atas kondisi itu, Ishak mengaku tetap akan melanjutkan vaksin campak dan rubella di kota Palopo. Ishak juga menjelaskan, hingga Rabu (29/08/2018) untuk tahap pertama, jumlah anak-anak yang divaksin campak dan rubella sudah mencapai 9.873 orang. Rinciannya, usia 9 bulan-6 tahun sebanyak 991, usia 7 tahun – 12 tahun sebanyak 6.729 orang dan 13 tahun -15 tahun sebanyak 2.153 orang. ” Vaksin ini akan tetap kita lanjutkan. Ini adalah program dari pusat yang digratiskan kepada masyarakat. Namun, kalau ada yang tidak setuju anaknya divaksin juga tidak apa-apa. Makanya, sebelum divaksin ada surat persetujuan dari orang tua,” tandasnya. (asm)