MASAMBA–Bantuan kemanusiaan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi polemik di Kabupaten Luwu Utara. Itu setelah viralnya beberapa gambar bantuan DMI yang disebut tidak tepat sasaran oleh sebagian warganet. Ketua DMI Kabupaten Luwu Utara, Arief R. Palallo, mencoba memberikan klarifikasi untuk memastikan apa sebenarnya terjadi.
Melalui sambungan telepon selulernya, Arief menjelaskan bahwa bantuan DMI Sulsel yang diterima DMI Luwu Utara beberapa waktu lalu diperuntukkan bagi para imam masjid dan marbot masjid yang terkena dampak banjir bandang. Menurutnya, para imam masjid dan marbot masjid ini tersebar dan mengungsi di beberapa tempat, tidak hanya di Radda dan Masamba, tetapi juga di wilayah lainnya.
“Memang ada bantuan kemanusiaan DMI kemarin. Itu diperuntukkan bagi para imam masjid dan marbot masjid yang terkena dampak bencana,” ungkap Arief. Ia membeberkan, sebagian bantuan sudah tersalurkan. Namun, kata dia, masih ada yang belum disalurkan oleh pengurus DMI lainnya disebabkan faktor kesibukan masing-masing. “Para pengurus DMI kita kan profesinya macam-macam. Ada ASN, polisi, pengusaha, dan muballigh,” sebut dia.
Terkait foto viral bergambar seorang pengurus DMI dengan dua paket bantuan sembako, ia menjelaskan bahwa itu adalah sisa bantuan DMI yang akan dibagi lagi. Namun kendalanya, kata dia, imam masjid tidak hanya di Radda dan Masamba, melainkan juga ada di kecamatan lain, seperti Malangke, Malbar, Sabbang, Sabbang Selatan dan Baebunta Selatan.
“Ini juga menjadi kendala kami karena imam dan marbot masjid juga tersebar, sehingga kami harus hati-hati agar bantuan ini bisa sampai di tangan mereka,” papar dia.
Pihaknya mencatat, ada 25 masjid di enam kecamatan terdampak. Untuk Masamba dan Baebunta sudah tersalurkan. “Sisanya ini yang baru akan kita salurkan lagi di kecamatan lain. Bahkan kita mencatat ada imam masjid tinggal di luar dari enam kecamatan ini. Jadi, tidak ada itu bantuan dipolitisasi,” tegasnya, sembari menyebut bahwa tugasnya begitu banyak, sehingga dia harus pandai membagi waktu antara DMI, tugas dia sebagai Kadis Kominfo, termasuk di gugus tugas penanganan Covid-19 dan bencana banjir bandang.
Kalau pun dirinya disebut lalai, dan tidak mampu mengemban amanah yang dipercayakan kepadanya sebagai Ketua DMI Luwu Utara, maka dia siap bertanggung jawab atas itu. “Kalau pun saya disebut lalai, saya siap bertanggung jawab atas adanya persoalan ini. Saya tidak akan lari dari tanggung jawab. Saya tidak akan menyalahkan siapa-siapa, karena ini sudah menjadi tanggung jawab saya selaku Ketua DMI Luwu Utara,” tandas dia. (LH)