VIDEO : Bendungan Sungai Larona PT Vale Ambruk, Puluhan Warga Luka-luka

19644
ADVERTISEMENT

LUTIM — Bendungan Seri Sungai Larona yang berada di Balambano Kec. Waspunda, Luwu Timur tiba-tiba ambruk, Kamis (13/12/18) pagi.

Air langsung meluap dan merendam pemukiman warga di beberapa titik. Diantaranya tiga dusun di Desa Wewangriu yaitu Dusun Patande, Dusun Salabu, Dusun Paorebbae dan dua lingkungan di Kelurahan Malili.

ADVERTISEMENT

Puluhan anak-anak, lansia hingga ibu hamil menjadi korban.

Beruntung tim gabungan yang sudah dibentuk mulai dari PT Vale tim operasi Utilities, tim Balantang Port, Tim SAR Terpadu/SAR Malili, TNI, Tagana Dinsos dan Polri serta pemerintah setempat sigap menghadapi bencana.

ADVERTISEMENT

Warga yang luka langsung dibawa ke posko bencana untuk mendapatkan perawatan.

Kejadian diatas merupakan simulasi implementasi Rencana Tindak Darurat (RTD) Bendungan Seri Sungai Larona.

Simulasi RTD dilakukan di tiga titik diantaranya Titik A berada di Lapangan Voli Dusun Patande, Titik B berada di Samping Mapolsek Malili sedangkan titik C berada di lapangan Basket Andi Nyiwi kemudian selanjutnya di satukan di Gedung Pertemuan Jl. A. Pangurisen.

Kegiatan ini bertujuan memonitor, memberi panduan serta mengevaluasi kesiapan PT Vale sebagai pemilik bendungan seri Sungai Larona, pemerintah dan warga dalam mengantisipasi situasi darurat yang dapat menyebabkan luapan air.

Skenario simulasi berupa evakuasi warga dari lokasi terdampak, peningkatan status darurat dari “Siaga” ke “Awas”, serta teknis pengakhiran kondisi darurat.

Simulasi RTD merupakan bagian dari ketentuan yang diatur dalam Dokumen Panduan RTD Bendungan Seri Sungai Larona yang telah disetujui dan ditandatangani Vale, BBWS-PJ dan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur pada Juli 2017.

PT Vale memiliki tiga pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yakni Larona (1978), Balambano (1999) dan Karebbe (2011) dengan total tenaga listrik dihasilkan sebesar 365 megawatt di aliran Sungai Larona untuk mendukung operasi Perusahaan. PT Vale juga telah mengantongi Izin Operasi berdasarkan rekomendasi Komisi Keamanan Bendungan sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 72/PRT/1997 tentang Keamanan Bendungan, serta dilengkapi sejumlah dokumen perizinan. Sebagai antisipasi terjadinya keadaan darurat, Vale telah melakukan studi dan konsultasi penerapan RTD. PT Vale juga melakukan inspeksi rutin terhadap ketiga bendungannya sesuai standar yang diatur oleh regulasi.

“Bendungan-bendungan PT Vale saat ini dalam kondisi baik dan aman, dan selalu dipantau kondisinya oleh Komisi Bendungan. Namun simulasi implementasi RTD ini perlu dilakukan untuk menumbuhkan pemahaman dan kesiapsiagaan PT Vale, Pemerintah Daerah dan masyarakat. Ini merupakan salah satu tanggung jawab kami dalam mengimplementasi sistem peringatan bencana serta tindakan evakuasi apabila terjadi kondisi darurat. Tujuannya juga untuk membangun koordinasi antara Pemda, BPBD, Vale dan pihak terkait,” ungkap Gunawardana Vinyaman, Director of Communications & External Affairs PT Vale.

PT Vale juga telah mengantisipasi kondisi darurat banjir dengan memasang sistem peringatan banjir yang disebut Flood Warning System (FWS). Sistem peringatan banjir ini akan memberikan peringatan dalam bentuk sirene apabila level ketinggian air sungai dianggap melebihi batas normal atau berpotensi banjir. (has/asm)

ADVERTISEMENT