Makassar–Empat inovasi Kabupaten Luwu Utara pada tahapan presentasi dan wawancara 50 besar Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan tampil begitu memesona dan membanggakan.
Setidaknya itu tercermin dari banyaknya pujian dan masukan positif yang sangat berharga dari enam Panelis KIPP Sulsel. Empat inovasi tersebut, Peta Baper atau Peta Berbasis Partisipatif (Bappeda), Getar Dilan atau Gerakan Tanam Sayur di Lahan Pekarangan (Dinas Ketahanan Pangan), Kebun Si Pintar atau Siswa Peduli Lingkungan Sekitar (Dinas Pendidikan), dan Rompi KPK atau Kelas Pencegahan Korupsi (Dinas Pendidikan).
Tim Panelis sendiri terdari dari para pakar inovasi dan pelayanan publik. Mereka adalah Dr. Lukman Samboteng (STIA LAN), Sri Hidayat, M.Si (Pemprov), Sarwan (Kompak), Ahmar Jalil (Kompak), Sumarni Arianto (Yayasan BaKTI) dan Dermayana Arsal (Balitbang Sulsel). Para panelis punya pandangan dalam menilai keunikan dan kebaruan inovasi yang ditampilkan. Sumarni dari Yayasan BaKTI, misalnya.
Dia menilai 4 inovasi Lutra memiliki keunikan. Meski begitu, ia tertarik Rompi KPK. Menurutnya, Rompi KPK unik. “Saya sih tertarik inovasi terakhir karena terkait pengembangan karakter, metodenya menarik, berbeda dari biasanya,” kata Sumarni, panelis yang dinilai tegas dan penuh kritik membangun.
Dijelaskan Sumarni, inovasi yang diajukan harus menawarkan kebaruan, hal yang unik, bukan program kerja yang menjadi tupoksi di masing-masing Perangkat Daerah. “Ini kompetisi pelayanan publik. Yang dicari adalah bagaimana Pemda melaksanakan pelayanan publik dengan cara inovatif, bukan dengan cara yang biasa-biasa saja,” terangnya.
Di tempat yang sama, Kepala Bagian Organisasi Setda Luwu Utara, Muhammad Hadi, mengaku bangga dan puas melihat performance masing-masing inovator dalam memaparkan inovasi.
“Secara keseluruhan 4 inovasi kita tampil membanggakan karena ada apresiasi dari panelis bahwa inovasi kita tidak kalah dari inovasi daerah lain di Sulawesi Selatan,” tutur Muhammad Hadi.