Oleh: Dr. Taruna Shafa Arzam, AR., S.P., M.Si.
Jeruk Malangke merupakan jenis Siam yang pernah menjadi lokomotif pembangunan ekonomi dan infrastruktur khususnya di Kecamatan Malangke, namun sejak serangan CVPD populasinya telah berkurang. Bahkan hasil kajian yang dilakukan antara Universitas Andi Djemma dan Dinas Pertanian dapat dikatakan telah mengalami kepunahan.
Pemerintah KabupatenLuwu Utara terus berupaya membangkitkan kembali jeruk Malangke, di antaranya dengan mendatangkan bibit jeruk jenis Siam dari beberapa daerah penghasil bibit tanaman jeruk. Namun, mengembalikan kejayaan jeruk Malangke bukan perkara yang mudah. Menurunnya populasi jeruk di Malangke bukan hanya sekadar cekaman biologi seperti CVPD, akan tetapi lebih dari pada itu. Aspek sosiokultural, alih fungsi komoditi dan alih fungsi lahan yang sangat massif.
Hal ini diperparah lagi dengan adanya bencana banjir yang membentuk aliran sungai baru, yang masuk ke kebun masyarakat yang telah kembali membudidayakan tanaman jeruk. Perlu dukungan semua pihak untuk mengembalikan kejayaan jeruk di Kecamatan Malangke dan sekitarnya, baik dengan tetap mempertahankan komoditi jeruk kultivar lama (Siam) atau pun dengan menggunakan jeruk kultivar baru.
Dinas Pertanian dan Universitas Andi Djemma melakukan usulan bersama melalui platform KEDAIREKA untuk me-revegetasi tanaman, penguatan kapasitas petani untuk mengenali karakter lingkungan tumbuh dan kultur teknis budidaya tanaman jeruk yang spesifik lokasi dan kelembagaan kelompok tani. Melalui program ini diharapkan dapat memantik kita semua, baik pemerintah, petani sebagai penerima manfaat maupun perguruan tinggi, untuk mengembalikan kejayaan jeruk di Kecamatan Malangke.
Program ini merupakan kegiatan matching fun (penggabungan biaya) antara Universitas Andi Djemma (mewakili DIKTI) dan Dinas Pertanian sebagai DUDI dengan menyiapkan anggaran dalam bentuk in-kind dan in-case.
Program ini berakhir dengan Focus Group Discussion (FGD) yang dimotori langsung oleh Dinas Pertanian untuk menggali informasi masalah-masalah dalam pengembangan kembali jeruk di Malangke agar dapat dirumuskan siapa yang bekerja apa, dan apa yang menjadi prioritas untuk dilakukan.
Di luar program KEDAIREKA, Pemda Luwu Utara juga berkolaborasi dengan Universitas Andi Djemma dalam memetakan mutu jeruk yang tersebar di Kecamatan Malangke dan Malangke Barat yang mulai berproduksi kembali.
Pemetaan ini merupakan kajian yang dapat dijadikan sebagai salah satu dasar dalam pengambilan kebijakan pemerintah untuk pengembangan jeruk di Malangke dan Malangke Barat, sekaligus pertimbangan bagi petani sebagai penerima manfaat untuk dapat memilih cultivar apa yang ingin diusahakan, dengan tetap mempertimbangkan keberlanjutan ekonomi, sosial, lingkungan tumbuh dan kesiapan teknologi dari hulu sampai dengan hilirisasi produk.
Diharapkan semua pihak dapat bahu-membahu dalam pengembangan kembali jeruk Malangke, termasuk pemerintah provinsi dan pemerintah Pusat. (*)