MAKASSAR — Pelaksana tugas Ketua DPD I Golkar Sulsel, Nurdin Halid (NH), memastikan adanya evaluasi terhadap hasil Pilgub Sulsel dan 12 pilkada kabupaten/kota. Kekalahan calon usungan Golkar dalam hasil hitung cepat pada Pilkada Serentak 2018 menjadi perhatian. Terlebih, mendekati pelaksanaan Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019. Golkar tidak ingin perolehan suaranya terus menyusut pada pesta demokrasi mendatang.
NH yang juga Calon Gubernur Sulsel mengaku sudah membentuk tim investigasi untuk mengetahui penyebab kekalahan usungan Golkar. Termasuk mengungkap siapa-siapa pengkhianat di tubuh partai berlambang beringin. “Saya tidak akan biarkan Golkar digerogoti pengkhianat dan orang-orang munafik,” kata dia di hadapan petinggi Golkar Sulsel dan kelompok relawan, di Rumah Kuning, Jalan Mapala, Minggu (1/7).
Dalam perjuangan di pilkada ini, NH yang juga calon gubernur Sulsel, menyebut ada beberapa tipikal orang. Mulai dari yang loyal, setengah loyal hingga pengkhianat. Termasuk di tubuh Golkar, tidak ditampiknya pun ada tipikal pengkhianat. Orang-orang semacam itulah yang membuat perolehan suara Golkar terus menurun. Untuk itu, pihaknya melakukan evaluasi dan membentuk tim investigasi guna membersihkan Golkar dari para pengkhianat.
“Ini bukan soal NH, tapi soal disiplin partai yang harus ditegakkan. Intinya, selama saya masih Ketua Golkar (Sulsel), saya tidak akan biarkan partai yang sangat saya cintai ini dihuni oleh pengkhianat dan orang-orang munafik,” tegas Ketua Bidang Pratama DPP Golkar ini.
Tim Investigasi Golkar akan dipimpin oleh Ambas Syam bersama Abdillah Natsir selaku sekretaris. Adapun anggota-anggotanya antara lain yakni La Kama Wiyaka, Apiaty Amin Syam, Rusdin Abdullah dan Chairul Tallu Rahim.
NH melanjutkan tim investigasi Golkar akan menelisik penyebab kekalahan usungan partai pada daerah-daerah basis. Terlebih, di daerah yang kepala daerahnya dipimpin oleh kader Golkar. Kata dia, Golkar tidak butuh kepala daerah yang hanya mementingkan diri sendiri, tapi tidak peduli dengan partai. “Yang pasti (evaluasi) akan dilakukan secara objektif, bukan karena saya tidak capai suara signifikan,” ujarnya.
“Lebih baik dari sekarang saya bersihkan partai (Golkar) dari anasir-anasir munafik dan pengkhianat. Saya tidak mau pelihara itu,” pungkasnya. (rls)