MAJENE–Akibat gempa bumi berkekuatan 5,9 magnitudo yang berpusat di Majene, Sulawesi Barat, atap rumah dinas Ketua DPRD Sulawesi Barat (Sulbar), Sitti Suraidah Suhardi, dilaporkan ambruk, sekitar pukul 14.35 WITA, Kamis (14/1).
Salah seorang warga, Irham, mengaku sementara berada di rumah dinas Ketua DPRD Sulbar saat terjadi gempa. Karena getarannya yang terasa kuat, dia pun berlari keluar karena khawatir tertimpa bangunan.
Dikatakan, ambruknya atap bangunan karena kuatnya getaran gempa serta tidak mampu menahan beban.
“Tujuh sepeda motor yang tertimpa bangunan milik mahasiswa,” kata Irham.
Menurutnya, saat gempa, Ketua DPRD Sulbar Sitti Suraidah Suhardi sementara berada di Makassar.
Dari data yang dilansir Koran Seruya dari Sulbar Kini, gempa ini juga mengakibatkan tebing longsor di Onang, Kecamatan Tubo Sendana, Kabupaten Majene dan menutup ruas Jalan Trans Sulawesi Majene-Mamuju. Sejumlah rumah warga di Kecamatan Tapalang, Mamuju, juga mengalami kerusakan.
Gempa berkekuatan 5,9 magnitudo mengguncang wilayah Sulawesi Barat (Sulbar), Kamis (14/1), sekitar pukul 14.35 WITA. Data BMKG, gempa ini berpusat pada jarak 4 kilometer arah barat laut Kabupaten Majene, Sulbar, pada kedalaman 10 kilometer.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” jelas Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno, dalam keterangannya.
Sebelumnya dikabarkan, kabupaten Majene, Sulawesi Barat, diguncang gempa bermagnitudo 5,9. Gempa terjadi pada hari ini pukul 13.35 WIB. Pusat gempa terjadi di darat sekitar 4 km barat laut Majene.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati mengatakan warga Majene panik dan ke luar rumah saat gempa terjadi.
“BPBD Kabupaten Majene menginformasikan warganya merasakan guncangan kuat. Warga merasakan gempa kuat selama kurang lebih 3 detik. Masyarakat panik dan keluar rumah,” katanya melalui keterangan tertulis, Kamis (14/1).
Setelah gempa terjadi, BPBD Kabupaten Majene melakukan koordinasi dengan perangkat kecamatan dan desa terkait dampak dari gempa. Gempa dengan kedalaman 10 km ini tidak memicu terjadinya tsunami.
Berdasarkan analisis peta guncangan dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity, gempa bermagnitudo 5,9 memicu kekuatan guncangan IV MMI di Mamuju, III – IV MMI di Majene, Mamuju Utara, Majuju Tengah, III MMI di Toraja, Mamasa, II – III MMI di Pinrang, Pare-pare, Wajo, Polewali Mandar, Tanah Grogot, II MMI di Balikpapan.
Skala Mercalli tersebut merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa. Deskripsi BMKG pada skala IV MMI menunjukkan pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela dan pintu berderik serta dinding berbunyi.
Skala III MMI menunjukkan adanya getaran dirasakan nyata di dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. Sedangkan II MMI, ini menunjukkan adanya getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
“BNPB melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten Majene untuk memonitor kondisi pascagempa,” tandasnya.
(*/har)