PAPUA–Jenazah dua guru korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) diterbangkan dari Bandara Mozes Kilangin Timika menuju Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Minggu (11/4/2021) siang.
Guru Oktavianus Rayo dan guru Yonatan Renden rencananya akan dikebumikan di kampung halaman di Lembang Sa’dan Pebulian, Kecamatan Sa’dan, Kabupaten Toraja Utara.
Ratusan kendaraan mengiringi jenazah kedua pendidik yang meninggal ditembak kelompok bersenjata di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. Oktavianus tertembak pada Kamis (8/4/2021) dan Yonatan tertembak pada Jumat (9/4/2021).
Keduanya mengajar di Beoga, Oktavianus berstatus guru honor senior (10 tahun) dan mengabdi di SD YPPGI Milawak, sementara Yonatan berstatus honorer di SMP Negeri 1 Beoga.
Oktavianus meninggalkan seorang istri, Natalina Pamean, dan lima orang anak.
Sedangkan Yonatan meninggalkan seorang istri, Dewi Gita Paliling, dan dua orang anak.
Anak terakhir Yonatan baru berumur enam bulan.
Pembela hak asasi manusia (HAM) Theo Hesegem sangat menyesalkan tindakan brutal terhadap kedua tenaga pendidik yang diduga dilakukan oleh sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM).
“Saya sebagai pembela ham sangat menyesal tindakan brutal yang diduga dilakukan oleh OPM, mengorbakan kedua guru yang sama sekali tidak tau masalah apa-apa. Apa untungnya menembak warga masyarakat sipil yang nota benenya tidak tau masalah,” tegas Theo dalam pernyataan, Minggu (11/4).
Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (Pembela HAM Sedunia) ini mengatakan, sebagai warga negara kedua guru juga punya hak hidup yang sama dengan manusia lainnya.
“Mereka datang untuk membangun sumber daya manusia di tanah Papua, kok mereka ditembak.
Menurut saya, adanya guru maka kita bisa menjadi pintar dan menjadi orang-orang hebat di tanah ini, untuk membangun Papua,” tuturnya.
Ada pun Oktovianus Rayo (40) tertembak di kampung Julukoma, Distrik Beoga, Puncak, Kamis (8/4).
Sehari kemudian, guru Yonatan Renden ikut tertembak ketika mengambil terpal untuk mengalas jenazah guru Oktavianus pada Jumat (9/4).
Rasa Aman di Papua Kewajiban Pemerintah
Wakil Ketua DPR RI M. Azis Syamsuddin meminta pemerintah dan aparat keamanan untuk dapat terus memberikan rasa aman dan nyaman pasca terjadinya aksi teror dan penembakan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Sebelumnya, insiden penembakan oleh KKB dilakukan kepada para guru yang menelan 2 korban jiwa serta membakar sejumlah sekolah di Distrik Boega, Kabupaten Puncak, Papua.
“Saya ucapkan duka yang mendalam. Peristiwa teror dan penembakan bukan yang pertama kali dilakukan oleh KKB, inilah teroris sesungguhnya. Aparat keamanan TNI dan Polri harus terus berjaga di setiap titik dengan jumlah personel yang memadai, sehingga masyarakat dapat merasa tenang dan tidak takut dalam melakukan aktifitas keseharian,” kata Azis dalam keterangan pers, dilansir dari dpr.go.id, Minggu (11/4/2021).
Lebih lanjut politisi Partai Golkar itu menilai hampir setiap tahun peristiwa teror yang dilakukan KKB terjadi terhadap masyarakat sipil. Namun aparat masih kerap kecolongan dan lambat dalam menangkap serta memburu kelompok tersebut, aparat harus dapat segera menyelesaikan hal ini.
“Kerahkan seluruh kekuatan aparat keamanan kita, Jangan sampai warga papua terus jatuh berguguran akibat ulah KKB, Mari kita duduk bersama untuk mencari solusi agar papua aman dan damai serta masyarakat sejahtera,” ujar Pimpinan DPR RI Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Korpolkam) itu.
(*)