Ada yang Kangen Sekolah Tatap Muka? di Kota Ini, Ada “Sekolah Tangguh Covid-19” yang Bisa Jadi Proyek Percontohan

158
ADVERTISEMENT

Seminggu lalu, Pemerintah Kota Payakumbuh, Sumatra Barat, mulai mengawal proses belajar mengajar tatap muka di tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.

Protokol kesehatan diterapkan secara ketat, baik oleh siswa, guru, maupun tenaga administrasi.

ADVERTISEMENT

Mereka wajib memakai masker, mencuci tangan, jaga jarak, dan mengecek suhu tubuh secara berkala.

Payakumbuh, sama seperti 18 kota dan kabupaten di Sumatra Barat, belum berada di zona hijau. Sambil mengawal jalannya sekolah tatap muka, Wakil Walikota Erwin Yunaz menyatakan Pemkot tengah menyiapkan salah satu sekolah di Kecamatan Payakumbuh Barat sebagai proyek percontohan Sekolah Tangguh covid-19.

ADVERTISEMENT

“Selama ini sosialisasi terlalu fokus kepada masyarakat. Sekarang saatnya anak sekolah juga harus peduli dan dilibatkan dalam penanganan covid-19,” ucapnya dilansir Koran Seruya dari Media Indonesia.

Sekolah Tangguh akan melibatkan unsur Unit Kesehatan Sekolah, Palang Merah Remaja, dan Forum Anak. “Pelibatan pelajar berarti sekaligus mengedukasi anak-anak dalam penanganan covid-19,” tegasnya.

Program baik juga digulirkan Pemkot Cirebon, Jawa Barat. Kemarin, Wakil Walikota Eti Herawati menyerahkan bantuan kepada 367 penyintas covid-19 yang berasal dari
keluarga tidak mampu.

Bantuan diberikan sebesar Rp1,4 juta setiap orang. Pemkot membantu Rp100 ribu per hari, dikalikan 14 hari masa isolasi. “Semoga ini membantu meringankan beban para penyintas. Sumber anggaran bantuan ini berasal dari APBD 2020,” tambahnya.

Sayangnya, pemberian bantuan itu untuk yang pertama dan terakhir. “Pada 2021 sudah tidak dianggarkan lagi. Kami fokus melakukan vaksinasi,” tambah Kepala Dinas Kesehatan Edy Sugiarto.

Di kota Padang, Sumatra Barat, covid-19 justru membuat ibu-ibu rumah tangga lebih produktif saat harus terus berada di rumah. Dalam kelompok-kelompok kecil, mereka mengembangkan diri dengan bertanam.

“Mereka membentuk kelompok wanita tani di kompleks-kompleks perumahan. Kelompok ini memanfaatkan lahan sempit untuk bertanam sayuran,” tutur Kepala Dinas Pertanian Syahrial Kamat.

Sampai kemarin, sudah puluhan kelompok wanita tani yang terbentuk. Kepada dinas pertanian, mereka sudah mengajukan keinginan untuk mendapat pembinaan dari penyuluh pertanian.

Yuk Intip Sekolah Tangguh COVID-19 Pertama di Kota Malang

Selain kampung tangguh, kota Malang kini juga memiliki sekolah tangguh COVID-19 yang dilabelkan kepada SMA Negeri 2 Malang.

Bedanya, inisiatif pendirian sekolah tangguh ini bukan berasal dari pemerintah kota setempat, melainkan berangkat dari para siswa di sekolah tersebut dalam rangka menyambut masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) 2020 beberapa waktu lalu.

Konsep sekolah tangguh tersebut menerapkan 5T, yakni tangguh informasi, tangguh kesehatan, tangguh keamanan, tangguh pendidikan, dan tangguh gizi.

Dengan tangguh informasi, warga sekolah diharapkan bisa menyeleksi mana berita dan informasi yang baik, mana yang bersifat provokatif. Lalu dengan tangguh kesehatan, warga sekolah terutama siswa mampu menjaga kondisi tubuh agar terhindar dari penyakit, terutama COVID-19.

Sementara tangguh gizi artinya, setiap warga sekolah wajib mengonsumsi makanan dan minum-minuman yang bergizi seimbang. Tangguh keamanan diwujudkan dalam bentuk adanya satuan tugas (satgas) dari siswa yang bertugas sebagai garda terdepan di sekolah.

Tugasnya mengajak dan mengingatkan warga sekolah untuk selalu melaksanakan protokol kesehatan. Terakhir, tangguh pendidikan yang berarti proses edukasi dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan baik.

Selain itu, karena berlabel sekolah tangguh, siswa dan warga sekolah lain harus menerapkan protokol kesehatan untuk mengurangi penyebaran COVID-19. Seperti menggunakan masker, penerapan etika batuk dan bersin yang benar, sering mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak minimal satu meter.

Sekolah juga rutin dibersihkan dengan disinfektan. Di samping itu, sekolah juga melengkapi diri dengan fasilitas ruang isolasi.

“Harapan kita di sekolah tangguh ini nanti bisa memberikan kebiasaan. Setelah pembiasaan kemudian membentuk karakter dari masing-masing anak. Kemudian kalau karakter itu semua sudah dimiliki oleh seluruh warga SMAN 2, maka membentuk kultur di SMAN 2 sehingga kita siap dengan new normal,” ungkap Kepala Sekolah SMAN 2 Malang, Hariyanto.

Inisiasi sekolah tangguh ini mendapatkan apreasiasi dari Wali Kota Malang, Sutiaji. Dalam peresmian sekolah tangguh yang dilaksanakan belum lama ini, Sutiaji mengucapkan terima kasih kepada siswa yang telah menginisiasi terwujudnya sekolah tangguh tersebut.

“Ini harus kita apresiasi, karena sekolah tangguh ini terwujud atas keinginan serta upaya para siswa, bukan sengaja diwujudkan oleh pemerintah,” ujarnya.

Sutiaji juga berharap sekolah tangguh ini akan terus bertahan di masa-masa yang akan datang dengan berbagai programnya dalam rangka menekan penyebaran virus corona di lingkungan sekolah. Ia tak ingin penerapan protokol kesehatan di sekolah tangguh tidak berhenti dan hanya menjadi seremional belaka.

“Harus ada komitmen yang kuat diantara seluruh warga sekolah baik siswa maupun tenaga pendidiknya,” tegasnya.

Sutiaji juga sempat meninjau seluruh ruang di sekolah mulai dari unit kesehatan sekolah (UKS), masjid, aula, ruang belajar hingga kantin untuk memastikan pelaksanaan protokol kesehatan telah dipersiapkan dengan baik.

Dengan begitu, saat para siswa telah aktif mengikuti kegiatran belajar mengajar secara tatap muka, penerapan protokol kesehatan telah matang. Sutiaji juga memberi berbagai saran dan masukan untuk menyempurnakan penerapan protokol kesehatan di sekolah tersebut.

Termasuk pada simulasi saat siswa akan masuk ke masjid, ruang belajar dan kantin agar para siswa tetap menjaga jarak minimal satu meter.

“Untuk menghadapi kehidupan pada tatanan produktif dan aman COVID-19, sekolah harus benar-benar siap menyambut siswa-siswinya,” tuturnya.

“Semoga ke depan SMAN 2 Malang dapat menjadi role model bagi sekolah lainnya dalam rangka penerapan protokol kesehatan di dunia pendidikan,” pungkasnya.

(*/iys) 

ADVERTISEMENT