PALOPO — Empat Bupati/Walikota yang ada di Tana Luwu didesak untuk aktif menggaungkan terbentuknya Provinsi Luwu Raya. Ini menjadi salah satu strategi politik agar perjuangan untuk membentuk provinsi sendiri segera bisa terwujud. Hal ini mengemuka dalam Diskusi Palopo Urban Forum, yang digelar di Kedai Kopi Bulawan, Sabtu (23/2) malam.
Forum ini menghadirkan tiga pembicara yakni akademisi Universitas Andi Djemma Palopo, Abdul Rahman Nur, Ketua Kerukunan Keluarga Luwu Raya, Bukhari Kahar Mudzakkar dan Koordinator Palopo Urban Forum, Sulfikar Natsir. Pada kesempatan itu, Abdul Rahman mengatakan,
diperlukan upaya yang terstruktur, sistemik dan masif untuk menjaga ‘endurance’ perjuangan pembentukan Provinsi Luwu Raya.
Menurutnya, sebuah perjuangan memang penuh tantangan dan melelahkan. Namun, sebagai amanat sejarah, Provinsi Luwu Raya ini harus tetap diupayakan secara bersama-sama. “Untuk itu, konsolidasi pegerakan harus menjadi agenda penting kedepannya. Perlu menyusun langkah-langkah yang terstruktur, sistematis dan masif”, katanya.
Gerakan parsial tidak boleh lagi terjadi. Kecerdasan spasial harus dibangun secara masif dan terstruktur agar gaungnya menjadi besar di seluruh wilayah Tana Luwu.
Sementara Buhari Kahar Muzakkar mengungkapkan saat orde baru, pejabat-pejabat pejuang Provinsi Luwu Raya banyak ‘diparkir’ karena getol bersuara tentang provinsi. Buhari mencontohkan Bupati Luwu Andi Ahmad di tahun 70-an yang harus jadi ‘tumbal’. “Namun era sekarang sudah berubah. Sistemnya sudah berubah, tidak seketat dulu. Sehingga tidak ada lagi alasan para elit-elit pemerintahan untuk takut bersuara dan berjuang membentuk provinsi”, katanya.
Buhari menambahkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan perjuangan ini jalan di tempat di awal-awal tahun 2000-an dahulu karena prosesnya tidak didukung dengan administrasi. Ia mengisahkan bahwa deklarasi yang dilakukan sangat ramai, tetapi rekomendasi tak keluar.
Pascapemilu April 2019 Buhari menegaskan akan kembali membangun spirit perjuangan pembentukan provinsi. Ia mengungkapkan bahwa perlu tokoh sentral dan support sumberdaya yang tidak kecil dalam menggerakkan proses-proses panjang ini.
Koordinator Palopo Urban Forum, Sulfikar Natsir mengatakan bahwa tema diskusi yang diangkat adalah merespon peringatan Hari Jadi Luwu dan Perjuangan Rakyat Luwu yang dirayakan bulan lalu. Ia mengatakan bahwa isu Provinsi Tana Luwu kembali hangat beberapa waktu ini, dan Palopo menjadi sentrum dialektisnya.
“Alhamdulillah dari diskusi malam ini kita punya 3 rekomendasi penting. Pertama kepada pemerintah, yakni perlu pelibatan secara terstruktur hingga ke tingkat desa/kelurahan. Kedua kepada KKL Raya, yakni penguatan kembali Komite Pembentukan Provinsi Luwu Raya melalui konsolidasi gerakan kaum muda dan tua secara terstruktur, sistematis dan masif. Dan rekomendasi ketiga kepada seluruh wija to Luwu, yakni dicari solidarity maker yang mau memimpin perjuangan ini kedepan, serta ‘angel investor’ atau malaikat penolong yang mau menggelontorkan sumberdaya bagi perjuangan provinsi Luwu Raya “, kuncinya. (rls/adn)