Cerita Komplit Mantan Bupati Lutra yang Dituduh Bermanuver Jelang Musda, Arjuna Tak Terima Disebut Pernah Gagal Gelar Musda Golkar

1586
ADVERTISEMENT

LUWU UTARA–Musyawarah Daerah Partai Golongan Karya (Golkar) tidak lama lagi digelar di Bumi Lamaranginang, Luwu Utara.

Para kader “Pohon Beringin” pun mulai kasak kusuk dan saling gosok jagoannya masing-masing. Silang pendapat beredar di tengah masyarakat utamanya sesama kader.

ADVERTISEMENT

Ini setelah mantan Bupati Luwu Utara, Arifin Junaidi yang akrab disapa Arjuna menabuh genderang. Ia yang kini menjabat Plt Ketua DPD II Golkar Lutra mengeluarkan statement yang beraroma cabe alias cukup pedas.

“Jika kita berpedoman pada konstitusi partai maka Bupati Indah dan Suaib Mansur belum memenuhi syarat, tetapi ada yang namanya diskresi,” katanya belum lama ini.

ADVERTISEMENT

Sontak, statement panas tersebut dibalas pengurus Golkar Lutra lainnya. Seolah-olah tudingan Arjuna ini sebagai sinyal bahwa ia bakal maju lagi di kursi nomor satu Golkar Lutra.

Arjuna sebelumnya memang dikenal sebagai Ketua DPD Golkar Lutra periode sebelum Muhammad Fauzi (2017), suami Bupati Indah, yang menjabat atas diskresi Nurdin Halid, selaku Ketua DPD Golkar Sulsel waktu itu.

Untuk itu Koran Seruya menghubungi langsung mantan Bupati Lutra (2010-2015) itu melalui sambungan telepon, Rabu 10 Februari 2021.

Secara blak-blakan ia menyebut jika dirinya tak berambisi untuk maju lagi sebagai calon Ketua Golkar, namun ia tak menampik jika kader Golkar termasuk pimpinan baik di DPP maupun di DPD I Provinsi Sulsel mendorong dirinya memegang tongkat komando, maka ia secara gentleman menyatakan siap.

“Saya kemarin memang sengaja menabuh genderang. Untuk mengetahui adakah pihak yang nanti akan menari? Ternyata ada. Berarti pancingan saya berhasil, dinda,” ujar politisi senior Golkar itu mengawali percakapan dengan redaksi Seruya Politika.

Ia melanjutkan, musik dan genderang yang ia tabuh, hanya untuk mengukur sejauhmana perhatian kader Golkar atas partai lawas ini, karena menurutnya, Golkar Luwu Utara butuh orang-orang yang serius membesarkan partai.

Ia menyebut, saat ini sebagai Plt yang ditunjuk Taufan Pawe selaku ketua DPD II Golkar Lutra telah melaksanakan amanah itu dengan baik.

“Sejak ditunjuk jadi Plt, kami sudah melaksanakan beberapa kali rapat konsolidasi, rapat antarkecamatan juga sudah untuk persiapan Musda, kita sudah rancang semuanya, bahkan tanggal dan aturan mainnya, tetapi pihak-pihak yang bersuara miring atas genderang yang saya tabuh itu selama ini kemana saja? Dia tak pernah muncul, tak pernah ikut rapat dan menuduh Plt Golkar Lutra tidak berbuat apa-apa. Helloooo…,” ujar Arjuna.

Arjuna juga menyampaikan jika ia tengah menanti SK pengangkatan pengurus Golkar dalam rangka persiapan Musda Golkar.

“Saya masih menunggu SK dari DPD I, kalau SK saya sebagai Plt kan sudah ada. Selain itu kami di Golkar Luwu Utara selalu taat pada instruksi pimpinan. Saya tegaskan, bahwa saya akan hormat jika misalnya Ketua DPD I memberi arahan atau sinyal (sebagai calon ketua) kepada ibu Bupati (Indah, red) atau Pak Suaib Mansur, yang nanti akan pimpin Golkar Luwu Utara. Itu artinya ada diskresi. Dan kita sebagai kader murni wajib hukumnya taat pada keputusan Pimpinan di atas,” jelas Arjuna.

“Saya heran masih ada yang anggap saya bermanuver dan ingin maju kembali sebagai ketua. Padahal saya tidak pernah keluarkan statement mau maju lagi. Memikirkan saja tidak pernah. Pernahkah saya keluarkan statement mau maju?” tanyanya dengan nada heran.

“Lebih heran lagi, yang keluarkan statement orang yang saya tak kenal. Yang saya ketahui tak pernah menjadi kader Golkar di periode saya dulu. Tiba-tiba muncul sebagai pengurus Golkar, padahal selama ini kami sudah berkali-kali gelar rapat,” ucap Arjuna.

Ia menilai ada pihak yang tak senang dengan kehadiran dirinya kembali di kancah politik Luwu Utara. Tetapi Arjuna enggan mengulas lebih detail, siapa pihak yang ia maksud.

Arifin Junaidi juga meluruskan kabar yang menyebutkan jika ia telah gagal melaksanakan Musda di periode kepengurusan dirinya 2016 silam.

“Saya tidak terima, dari ujung rambut sampai ujung kaki jika saya dibilang “pernah gagal” melaksanakan Musda Golkar. Saya mau gelar tetapi DPD provinsi waktu itu mengulur-ulur waktu dan menunda pelaksanaannya, padahal Hotel Bukit Indah, waktu itu sudah saya booking semua, saya udah bayar panjarnya.”

“Semua sudah siap. Tapi ditunda terus oleh DPD I, sampai akhirnya masa periode kepengurusan saya selesai. Hingga Nurdin Halid waktu itu menunjuk Plt Irwan Muin. Sehingga jika ada yang bilang itu Musda Luar Biasa, maka saya bilang dia keliru, tak paham aturan. Itu Musda reguler, Musda biasa, karena saya berhasil menyelesaikan masa tugas saya sampai selesai. Yang dimaksud Musdalub kalo saya tiba-tiba berhenti di tengah jalan, atau berhalangan tetap dan sebagainya,” terang Arjuna berapi-api.

Arjuna secara gamblang menyebut jika Musda siap digelar, hanya saja memang masih menunggu arahan Ketua DPD I Golkar Taufan Pawe (TP). “Jangan dulu gelar Musda kalau saya belum datang ke Masamba,” kata Taufan seperti ditirukan Arjuna.

Untuk itu, Golkar Lutra, kata Arjuna, masih menanti kehadiran TP selaku Ketua DPD I Sulsel, yang juga walikota Parepare itu.

“Siapapun yang dikehendaki (pimpinan) kita harus terima dengan legowo, saya ini cuma diberi tugas, amanah, untuk menggelar Musda, dan persiapannya sudah rampung,” tandasnya.

“Kalau ada perintah Ibu Indah ataupun Suaib yang bakal diplot sebagai ketua ya kita harus dukung. Begitupun juga misalnya ada perintah lain (dari Pimpinan) ya kita semua harus legowo dan mendukung,” pungkasnya.

(iys)

 Cek Video Wawancaranya DISINI   

 

ADVERTISEMENT