MAKASSAR–Ketua DPC Gerindra Luwu Utara, H Arsyad Kasmar (AK), Rabu sore tadi (29/7/2020) menghadiri penyerahan surat rekomendasi B1-KWK sesuai format saat Pendaftaran Peserta Calon Kepala Daerah di KPU September mendatang.
Dalam rekomendasi tersebut AK yang dipasangkan dengan bakal calon wakil bupati Andi Sukma, menerima penyerahan rekomendasi di Sekretariat DPD Partai Gerindra Sulsel Jalan Andi Pangerang Pettarani nomor 9-10 K di Makassar pukul 16.30 Wita.
Dari beberapa sumber termasuk Arsyad Kasmar sendiri, KORAN SERUYA mencatat usaha dan kerja keras pengusaha sukses asal Baebunta itu sejak mulai diberi amanah menjadi nahkoda di DPC Gerindra Lutra hingga detik-detik penyerahan rekomendasi.
Berikut catatannya:
- Dipercaya gantikan Indah pimpin Gerindra
Arsyad naik di pucuk pimpinan Gerindra berdasarkan Surat Keputusan (SK) yang dikeluarkan DPP Partai Gerindra Nomor: 03-0024/Kpts/DPP-GERINDRA/2019 tertanggal 6 Maret 2019.
Saat itu, pemecatan Indah Putri Indriani sebagai ketua DPC Gerindra Lutra atas permintaan DPD Partai Gerindra Sulsel tentang usulan perubahan susunan personalia DPC Partai Gerindra Luwu Utara.
Usulan itu kemudian ditindaklanjuti dalam rapat DPP pada tanggal 5 Maret 2019.
Lalu, SK pemecatan Indah ditandatangani Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani pada tanggal 6 Maret 2019.
- Jadi “Bang Toyib” yang lebaran nggak pulang-pulang
Meski sudah menjadi ketua DPC Gerindra Lutra, namun langkah untuk memperoleh rekomendasi Gerindra tidaklah mudah.
Pasalnya, ia harus berhadapan dengan Rahmat Laguni, politisi senior, anggota DPRD Lutra yang juga mengincar rekomendasi partainya sendiri. Rahmat Laguni sendiri kini berpasangan dengan balon bupati M Thahar Rum sebagai balon wakil bupati dengan usungan partai Nasdem, Perindo dan PKB.
Itulah sebabnya, Arsyad rela tidak pulang kampung beberapa lama karena kekeuh ingin memberi bukti jika ia pantas mendapatkan rekomendasi partai besutan Prabowo Subianto itu.
“Saya tidak ingin tinggalkan Ibukota, selain melobi langsung beberapa partai politik, ini juga berdasarkan pengalaman saya sebelumnya yang pernah mengikuti kontestasi Pilkada, kami sibuk sosialisasi dari kampung ke kampung tetapi rekomendasi Parpol lolos di Pusat direbut orang lain, jadi saya putuskan tinggal di Jakarta demi memastikan kami punya kendaraan politik saat Pendaftaran Pilkada, sehingga kami bagi-bagi tugas, Opu Andi Sukma di kampung (Lutra) dan saya di ibukota,” beber Arsyad beberapa waktu lalu.
Di samping itu, Arsyad juga berusaha keras mematahkan isu miring sebagian kalangan tentang dirinya yang sering dikatakan sebagai “kendaraan mogok” yang di Pilkada Lutra 2015 lalu gagal maju karena tidak memiliki selembar rekomendasi dari Parpol calon pengusung.
Itulah sebabnya, saat lebaran Idulfitri bulan Mei 2020 lalu, Arsyad yang juga salah satu tokoh pemekaran Luwu Utara itu tidak mudik alias pulang kampung.
Ia memilih merayakan Hari Raya Idulfitri di Jakarta yang saat itu masih bersatus zona merah dan harus melaksanakan PSBB.
Bahkan, saat Hari Raya Iduladha yang jatuh pada 31 Juli (lusa, red) itupun, menurut rumor di kalangan dekatnya, menyebutkan jika Arsyad Kasmar pengusaha tambang, pertanian dan perkebunan itu kembali lagi akan merayakan hari raya qurban di Jakarta.
“Sebelumnya memang ada agenda seperti itu, beliau Insya Allah akan berlebaran dengan masyarakat dan korban banjir di Baebunta di Masjid Nur Maryam, namun kita belum tahu pasti, karena dalam waktu dekat juga bakal ada penyerahan rekomendasi di Jakarta oleh salah satu Parpol, nanti akan kami infokan lagi,” ucap seorang kepercayaan Arsyad di Makassar yang ikut hadir saat penyerahan rekomendasi Gerindra, Rabu (29/7).
Untuk itu, masih menurut sumber terpercaya, pasangan bakal calon bupati/wakil bupati Arsyad Kasmar dan Andi Sukma yang berakronim AKAS itu hanya akan melakukan ritual ibadah Iduladha secara simbolis dengan menyerahkan daging hewan qurban di lokasi Posko Pengungsi banjir bandang di beberapa titik.
“Yang pasti yang sudah terjadwal adalah pembagian daging qurban kepada para pengungsi korban banjir di beberapa titik di Luwu Utara, cuma kami belum bisa ekspos dulu karena beliau (Arsyad, red) tak mau jika ibadah yang berkaitan soal urusan individu dikait-kaitkan orang dengan politik, begitu arahan beliau,” tandas orang dekat Arsyad yang namanya enggan diekspos itu. (iys)