Dinilai Masih Sangat Kuat, Nurmal Idrus: Penantang Indah dan Husler Harus Kerja Keras

2658
ADVERTISEMENT

MASAMBA–Dua Pilkada di Luwu Raya, yakni Pilkada Luwu Utara dan Luwu Timur, menjadi ajang bagi incumbent mempertahankan kekuasaannya untuk periode lima tahun berikutnya. Namun, tidaklah mudah bagi incumbent memenangkan Pilkada 2020, karena mereka ditantang wakilnya. Termasuk di Luwu Utara dan Luwu Timur.

BAGI Indah Putri Indriani dan Thoriq Husler, Pilkada 2020 yang akan mereka ikuti menjadi ajang pesta demokrasi yang harus dimenangkan agar bisa melanggengkan masa jabatannya lima tahun ke depan. Indah yang maju berpasangan dengan Suaib Mansur, ditantang dua pasangan calon. Yakni, duet Thahar Rum dan Rahmat Laguni, dan duet Arsyad Kasmar-Andi Sukma.

ADVERTISEMENT

Sedangkan, Thoriq Husler berduet dengan Budiman, akan ditantang wakil bupati yang ditemani memimpin Lutim hampir lima tahun terakhir, Irwan Bachry Syam. IBAS, begitu Irwan akrab disapa berpasangan dengan Andi Rio Pattiwiri Hatta. Head to head di Pilkada Lutim.

Jika merujuk hasil survei sejumlah lembaga, dua petahana yang maju di Pilkada Lutim dan Lutra, masih sangat diunggulkan untuk memenangkan Pilkada. Termasuk
Direktur Nurani Strategic Consulting, Dr. Nurmal Idrus, ikut menjagokan Indah dan Husler untuk memenangkan Pilkada 2020.

ADVERTISEMENT

“Dari 9 petahanan yang maju di 12 Pilkada serentak di Sulsel, ada tiga petahana harus bekerja ekstra keras karena perlawanan sengit dari pesaingnya. Kalau di Lutra dan Lutim, Indah dan Husler masih sangat kuat,” kata Nurmal Idrus merilis hasil survei lembaganya, Lembaga Konsultan Politik Nurani Strategic, Rabu (30/9/2020).

Dikatakan Idrus, ada 3 dari 9 petahana di Sulsel, menghadapi tekanan yang berat dari penantangnya. Sementara 6 lainnya dianggap masih aman. “Pak Dani Pomanto di Makassar, Kalatiku Paembonan di Toraja Utara dan Suardi Saleh di Barru, berada pada posisi yang rawan sehingga wajib mengerahkan semua potensi kelebihannya untuk menunjang keterpilihannya,” katanya.

Sementara itu, 6 petahana lainnya, yaitu Kaswadi Razak di Soppeng, Adnan Puritcha di Gowa, Thorig Husler di Lutim, Indah Putri di Lutra, Nico Biringkanae di Toraja dan Basli Ali di Selayar disebutnya relatif lebih aman.

“Di Soppeng dan Gowa sangat aman karena perlahan mulai bisa mengendalikan perlawanan kolom kosong. Sementara di di Lutim, Thorig Husler yang sebelumnya menghadapi tekanan berat dari mantan wakilnya kini perlahan mulai bangkit dengan program keliling desanya yang bagus. Begitupula Indah Putri di Lutra yang diuntungkan oleh faktor melemahnya perlawanan dua paslon lawannya. Hal sama terjadi di Selayar dimana Basli Ali ternyata tak mengendorkan penetrasinya ke pemilih dengan kekuatan jaringannya,” ujarnya.

Untuk tiga petahana yang menghadapi tekanan kuat, Mantan Ketua KPU Makassar ini menyebut disebabkan oleh karena rivalnya yang menerapkan aksi sosialisasi sporadis di wilayah basis petahana dan juga memanfaatkan keuntungan dari kelemahan yang terjadi pada petahana di kesempatan terak hir ini.

“Misalnya di Barru, Malkan dan Mudassir sukses memanfaatkan penggantian wakil Suardi yaitu Andi Mirza. Kedua Paslon berhasil menarik sebagian gerbong Andi Idris Syukur menyeberang ke mereka. Sementara di Makassar, kita bisa melihat betapa perlawanan tiga rival DP sangat sporadis baik dari sisi sosialisasi demikian pula aksi downgrade mereka terhadap DP,” tambahnya.

Namun, tiga petahana yang menurutnya dalam posisi tertekan itu diakui Nurmal masih berposisi sebagai pemimpin persepsi pemilih hingga saat ini. “Ketiganya tertekan tapi masih memimpin opini. Kita belum tahu apa yang akan terjadi hingga 9 Desember 2020. Namun, satu keuntungan petahana ini karena ketiganya menghadapi perlawanan dari dua dan tiga Paslon yang juga masing-masing bersaing untuk menang,” tutupnya. (*/iys)

ADVERTISEMENT