Dosen ATI Dewantara Palopo Ciptakan Keran Air Otomatis

962
ADVERTISEMENT

PALOPO – Di tengah pandemi virus corona (Covid-19), seorang dosen Teknik Elektronika, Akademi Teknologi Industri Dewantara di Jl. K.H. Ahmad Razak No.2/7, Tompotika, Wara Sel., Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Merancang kerang air otomatis.

Bahan yang dia gunakan dari Dispenser Pompa Air yang dimodifikasi sehingga pada saat tangan berada di bawah keran, air akan secara
otomatis keluar dengan bantuan alat pendeteksi berupa sensor.

ADVERTISEMENT

Menurut Rahmat Siswanto, S.ST, MT, Dosen Teknik Elektronika, yang menciptakan kran otomatis tersebut mengatakan dalam proses perakitan waktu yang dibutuhkan hanya beberapa jam sudah dapat diselesaikan.

Sementara alat dan bahan yang dibutuhkan hanya beberapa komponen dan harga yang terbilang sangat murah.

ADVERTISEMENT

“Disini saya merancangnya menggunakan sensor proxy mity infraret transistor, dan pomp air galon. Harganya murah dibawah 50 ribu rupiah,” kata Rahmat, yang merupakan lulusan Magister Program Teknik Eltktronik, ITB, Selasa (25/8/2020).

Cara kerja dari keran otomatis ini pertama dari Sensor prox mity menggunakan infraret untuk menyebarkan sinyal, lalu Otodioda ini yang terpantul dari benda yang dihadapannya, setelah itu ke transistor (otomatif siwits) untuk mengaktifkan motor.

“Cara kerjanya itu, cukup tangan diletakkan dibawah, mulut kerang air dan otomatis air akan keluar karena ada sensor yang mendeteksi. Dan alat ini cukup dicas,” jelasnya.

Menurutnya, kran otomatis ini ia ciptakan karena mengingat saat ini masih ditengah pandemi Covid-19, dia melihat keran air yang
digunakan banyak orang selama ini menurutnya tidak efesien karena masih disentuh langsung atau masih secara manual.

“Kita bisa lihat yang digunakan masyarakat termasuk tidak efektif dalam mencegah penyebaran virus Corona karena masih disentuh, dengan adanya alat ini bisa lebih efesien dan tidak perlu disentuh oleh tangan lagi. Dan harga yang relatif sangat pas untuk kalangan masyarakat umum. Berbeda dengan kran otomatis yang ada harganya mahal dan tidak bisa dipindah-pidahkan,” ungkapnya.

Hanya saja, Rahmat mengaku, keran otomatis yang ia rancang itu memiliki, kelemahan yang tidak bisa terkena langsung oleh cahaya  matahari.

Ke depan, dirinya akan mengembangkan alat tersebut agar lebih canggih yang rencananya alat tersebut akan dioperasikan melalui smart phone. “Keran otomatis ini akan saya kembangkan jadi nanti bisa dioperasikan juga dengan hp. Bisa dipantau sudah berapakali digunakan, dan bisa mengetahui sisa air dalam galon,” bebernya.

ADVERTISEMENT