KEPALA Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Palopo, Anthonius Dengen, mengatakan, ada dua bencana yang melanda Palopo dalam dua hari terakhir, yakni banjir/longsor dan puting beliung. Dari dua bencana tersebut, hampir 1.000 rumah warga rusak berat dan ringan.
Kerusakan rumah karena puting beliung, urai Anthonius Dengen, tercatat 324 rumah, termasuk 12 rumah ibadah. Rinciannya, sebanyak 100 rumah dan 12 rumah ibadah rusak berat dan ringan di Kecamatan Wara, Wara Barat terdata 2 rumah, Wara Timur tercatat 141 rumah, Wara Selatan sebanyak 18 rumah, Mungkajang 22 rumah, Wara Utara 30 rumah, Sendana 8 rumah, dan Bara 3 rumah.
Sedangkan kerusakan rumah akibat banjir mencapai sebanyak 550 rumah rusak berat dan ringan. “Untuk Kecamatan Bara sebanyak 147 rumah, dan terbanyak di Telluwanua sebanyak 408 rumah,” jelas Anthonius Dengen.
Tak hanya merusak rumah warga, Jembatan Miring di Kelurahan Jaya juga rusak dan tidak bisa dilalui kendaraan saat ini. Dampak lainnya,
kerusakan sawah di Telluwanua mencapai 13 hektar, kerusakan tanggul di Wara Barat sebanyak 10 titik, dan pengairan rusak di Wara Barat sebanyak 12 titik.
“Tanah longsor juga memutus jalan penghubung Kelurahan Pentojangan-Mancani,” kata Anthonius Dengen.
Lantas apa upaya ditempuh jajaran Pemkot Palopo? Menurut Anthonius Dengen, tim BPBD bersama dinas terkait turun langsung membantu warga terdampak bencana, baik puting beliung maupun banji. “Termasuk turun ke berbagai jalan dan permukiman warga membersihkan pohon tumbang, material timbunan longsor, dan atur lalulintas di Trans Sulawesi,” katanya.
BAGAI BADAI
Hujan deras disertai angin kencang melanda Kota Palopo, Sabtu malam, 30 Oktober 2021, bagai badai menerjang bagai tempat dan permukiman penduduk. Saat itu, jam baru menunjukkan pukul 19:00 Wita, saat hujan mulai mengguyur Palopo. Kilat menyambar. Guntur menyalak. Angin bertiup begitu kencang.
Di berbagai cafe dan tempat kuliner di Palopo mulai ramai didatangi warga, karena malam minggu. Warga datang bersama keluarga untuk makan dan bersantai.
Tiba-tiba suasana jadi sepi. Warga panik. Tak sedikit warga berteriak Palopo dilanda hujan badai. Dan ditengah hujan deras disertai angin kencang menyasar berbagai wilayah di Palopo, listrik mendadak padam.
Warga yang kebetulan berkendara di jalan, tiba-tiba mencari tempat berteduh. Mereka mencari tempat berlindung. Suasana di jalan-jalan dalam wilayah kota berpenduduk sekitar 200-an ribu jiwa ini benar-benar mencekam. Terlebih banyak pelindung bertumbangan diterjang angin kencang. Termasuk beberapa rumah warga rusak ditimpah pohon tumbang.
Di kawasan Sampoddo, jalur memasuki Palopo dari arah selatan, terjadi kemacetan panjang selama beberapa jam. Kendaraan tidak bisa melintas lantaran banyak pohon tumbang di jalanan. Sebuah pohon besar juga tumbang di jalan Mangga, depan Radio Acc FM. Dan saat itu, Palopo benar-benar dalam keadaan mencekam lantaran hujan disertai angin kencang bagai badai besar menerjang kota ini.
Di kawasan Jalan Lingkar, salah satu pusat kuliner di Palopo, tak luput dari terjangan angin. Puluhan cafe yang berjejer memanjang di pinggir laut Palopo itu rusak dan sebagian ambruk ke tanah. Pemilik cafe hanya bisa pasrah menyaksikan tempat usahanya dirusak angin yang menyapu kawasan pesisir di wilayah kecamatan Wara Utara itu.
Yang paling parah, saat warga di wilayah Kecamatan Telluwanua, tengah bersiap-siap makan malam bersama keluarganya, banjir tiba-tiba merendam rumah mereka. Terlebih bagi warga yang mendiami bantaran sungai di kelurahan Jaya, wilayah jembatan miring, sangat panik karena air tiba-tiba meluap. Bantaran sungai terkikis, terjadi abrasi. Mereka sangat ketakutan karena rumah mereka terancam terbawa banjir. Dalam kepanikan, mereka mengungsi.
Jalur trans sulawesi, di poros Jembatan Miring, lumpuh. Jembatan Miring yang menghubungkan trans sulawesi poros Palopo-Makassar ditutup lantaran ruas jembatan retak, tiang penyanggah jembatan mengalami kemiringan akibat terjangan banjir besar. Sejak Sabtu malam hingga Minggi 31 Oktober 2021, imbas penutupan jembatan tersebut, menyebabkan terjadi antrean panjang kendaraan.
Tim BPBD Kota Palopo bersama Personel Petugas Dinas Pemadam Kebakakaran dan Penyelamatan Kota Palopo, langsung turun ke berbagai lokasi bencana. Pepohonan yang tumbang di tengah jalan dibersihkan, rumah warga yang rusak ditimpah pohon dibenahi. Tak terkecuali itu, tim BPBD bersama petugas Damkar mendatangi lokasi banjir di Telluwanua untuk mengevakuasi warga yang terjebak banjir.
Ketua RT 5 Kelurahan Jaya, Kecamatan Telluwanua, Ferdiansyah mengungkapkan, banjir yang melanda wilayah Kelurahan Jaya, menyebabkan sedikitnya 11 rumah warga yang berada di bantaran sungai kelurahan Jaya terancam ambruk akibat pinggir sungai mengalami abrasi. Pemilik rumah telah diungsikan karena khawatir terjadi banjir susulan mengingat curah hujan masih sangat tinggi terjadi di wilayah Kota Palopo. “Warga sekitar 11 rumah di pinggir sungai mengungsi. Rumah mereka terancam ambruk ke sungai karena pinggir sungai mengalami abrasi,” katanya. (hwn)