PALOPO–Sejumlah pejabat asal Luwu Raya ikut lelang jabatan eselon II di Pemprov Sulsel. Hasilnya, dari sejumlah pejabat tersebut, hanya satu orang yang lolos dengan nilai tertinggi.
Pejabat asal Kota Palopo yang lolos lelang jabatan tersebut, yakni Asisten III Sekretariat Daerah Kota Palopo, DR dr Ishak Iskandar, M.Kes. Dari tiga pejabat yang lolos lelang jabatan untuk posisi Kadis Kesehatan, dr Ishak meraih nilai tertinggi kedua, yakni diatas 90.
Dua pejabat lainnya, yakni Muh Ichsan Mustari dan Mulawardi.
Dari tiga pejabat yang lolos untuk jabatan Kadis Kesehatan Sulsel tersebut, Ishak meraih nilai tertinggi, jenjang pendidikan tertinggi, dan pangkat tertinggi.
Ishak Iskandar dikonfirmasi KORAN SERUYA, Kamis (13/2/2020), membenarkan jika dirinya ikut lelang jabatan untuk jabatan Kadis Kesehatan di Pemprov Sulsel. “Mohon doanya, Dinda,” kata Ishak Iskandar via WA ke media ini.
Ishak Iskandar bukanlah orang baru di dunia kesehatan. Selama hampir 9 tahun, Ketua Kerukunan Keluarga Bastem Sangtempe (KKBS) Kota Palopo ini menjabat Kadis Kesehatan Kota Palopo. Sehingga, untuk jabatan Kadis Kesehatan Sulsel, Ishak sangat layak.
Selama ini, terutama di masa pemerintahan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, tidak ada Wija To Luwu menduduki jabatan strategis, terutama eselon II di Pemprov Sulsel.
Fakta ini sempat dipertanyakan Anggota DPRD Palopo, Baharman Supri, saat menginterupsi Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulamain saat sambutan di acara puncak puncak peringatan Hari Jadi Luwu (HJL) ke-752 dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu (HPRL) ke-74 di Malili, Kabupaten Luwu Timur, Kamis (23/1/2020) lalu.
“Interupsi Pak Wagub, pada HJL dan HPRL di Luwu Utara tahun depan, kami Wija to Luwu butuh kepastian. Sudah ada Wija To Luwu menduduki jabatan di Pemprov Sulsel, terima kasih,” kata Baharman, ketika itu.
Interupsi Baharman Supri ini dilatarbelakangi tidak ada Wija To Luwu yang menduduki jabatan di tubuh Pemprov Sulsel. Interupsi Baharman Supri ini mendapat aplaus dari tamu undangan.
Baharman Supri usai mengikuti upacara HJL dan HPRL, mengaku sengaja menyampaikan interupsi tersebut karena sangat prihatin, tidak ada orang Luwu mendapat porsi jabatan di Pemprov Sulsel. “Padahal, Wija To Luwu banyak yang bisa dan memenuhi syarat. Apa kita (Wija To Luwu) hanya mau jadi penonton?,” kata Baharman Supri.
Terkesan, kata Baharman, Wija To Luwu dianaktirikan. “Interupsi saya ini semoga mendapat perhatian,” ujar Baharman Supri.
Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman saat ditanya wartawan mengenai interupsi Baharman Supri, mengaku baru mengetahui jika tidak ada Wija To Luwu yang menduduki jabatan di Pemprov Sulsel. “Saya baru tau itu, nanti saya cek,” ujar Andi Sudirman. (*/tari)