PALOPO–Badan Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Keagamaan (Bakor Pakem) Kota Palopo mengakui pembaiatan di Palopo adalah aliran sesat.
Hal tersebut disimpulkan setelah menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) yang dihadiri Majelis Ulma Indonesia (MUI), Kemenag, Polres, Pengadilan Agama dan Kejaksaan Negeri Kota Palopo.
Ketua Bakor Pakem Palopo, Abraham Sahertian mengatakan, pihak menyimpulkan hal tersebut adalah aliran sesat karena telah menyimpang dari norma-norma agama.
“Kesimpulan sementara kami memutuskan itu aliran sesat. Saat ini kami masih menelusuri untuk penyelidikan lebih lanjut nya,” katanya, Rabu (18/11/20).
Lebih jauh, dirinya mengatakan jika pihak Bakor Pakem selanjutnya akan memanggil pelaku dan korban untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kepala Kejaksaan Negeri Palopo itu menjelaskan, mahasiswa yang terlibat hanyalah korban, bukan termasuk pengikut atau terpapar aliran itu. “Untuk itu korban harus kita lindungi. Kita jaga kondisi psikologisnya,” jelasnya.
Dalam rakor itu juga terungkap, pelaku mengimingi korban, jika dapat merekrut 10 orang untuk bergabung akan dihadiahi satu ini sepeda motor.
“Ini ada dugaan pendanaan dari pihak tertentu. Ini juga yang sedang kami terlusuri. Apa nama alirannya, berapa anggotanya, dari mana pusatnya? ,” Imbuhnya.
Hingga saat ini, di Kota Palopo sudah ada empat mahasiswa yang menjadi korban. Pelaku sendiri juga pernah terpapar aliran tertentu dan pernah diamankan di Mapolres Palopo.“Ternyata pelaku ini pernah juga terpapar aliran lain. Tapi sudah diislamkan kembali di Masjid Agung,” kata Abraham.
Hasil penyelidikan Bakor Pakem ini akan dilaporkan ke Bakor Pakem Provinsi Sulawesi Selatan yang diketuai Kepala Kejaksaan Tinggi Sulsel untuk proses lebih lanjut.
Sebelumnya diberitakan, empat orang mahasiswi diduga dibaiat aliran sesat ramai dibicarakan di media sosial. Mahasiswi yang dibaiat secara virtual itu ternyata mahasiswi semester akhir di IAIN Palopo, yang tengah melakukan praktik kerja lapangan (PKL) di SMPN 8 Palopo, yang berdekatan dengan kampus IAIN Palopo.
Empat mahasiswi itu didoktrin suami seorang guru pembimbing di SMP, yang mengajar di tempat PKL empat mahasiswi itu.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan IAIN Palopo, Muammar Arafat, saat dimintai tanggapannya, Senin 16 November 2020, mengatakan, pihaknya telah menangani mahasiswi yang diduga terpapar aliran sesat.
“Kami sangat berkepentingan untuk memastikan agar mahasiswi kami ini tidak terganggu proses penyelesaian kuliahnya, karena mereka sudah di semester akhir,” ujarnya.
Juga berupaya memberikan pendampingan pemulihan mental dan agar kembali ke keyakinan sebelumnya. Muammar Arafat mengatakan, saat ini pihaknya juga tengah melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk penanganan masalah itu.
“Kita telah koordinasi dengan Badan Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Keagamaan (Bakor Pakem), Kemenag, Kesbangpol, dan MUI,” katanya.
Dari informasi yang dihimpun, mahasiswi PPL atau PKL itu kebetulan pembimbingnya HN. Sang guru mengajak ke rumahnya. Sampai di rumahnya, kemudian diprospek oleh suaminya si HS, berinisial HN). Mahasiswi awalnya diajak oleh HN untuk makan makanan khas Luwu, kapurung di rumahnya.
Setelah di rumah HN, suaminya, yakni HS, disebut memprospek para mahasiswi agar mengikuti aliran yang diduga sesat tersebut. Namun belum bisa dipastikan kapan persisnya dugaan pembaiatan itu terjadi.
Dalam proses dugaan pembaiatan tersebut dirasa berlangsung aneh dan ada kata-kata yang diminta untuk diikuti oleh para mahasiswi. Salah seorang dari mahasiswi merekam dugaan momen baiat tersebut. Dengan bukti rekaman video tersebut, para mahasiswi itu kemudian mengadu kepada pembimbingnya di kampus.
Pembimbing mahasiswi di IAIN Palopo itu selanjutnya melapor kepada pihak Kementerian Agama Kota Palopo. “Ini baru 4 orang mahasiswa yang diduga ikut aliran tersebut, dan sementara didalami,” tutur Rusydi, Kepala Kemenag Palopo saat dikonfirmasi awak media Sabtu lalu.
“Dia sementara PKL di SMPN 8 Palopo, yang membimbing mahasiswa ini merupakan guru matematika di SMPN 8 Palopo yaitu ibu HN,” jelasnya. (Rah)