KORANSERUYA–Sejumlah pelanggan operator jaringan seluler Telkomsel dari masyarakat Basse Sangtempe (Bastem), Kabupaten Luwu keluhkan gangguan sinyal yang sudah tidak ada (beroperasi) kurang lebih hampir tiga minggu lamanya.
Sejumlah tokoh pun melayangkan protes. Salah satunya dari kalangan mahasiswa dan pelajar yang paling banyak terdampak. Ridal, Ketua Umum HAMBASTEM mewakili kalangan mahasiswa dan pelajar berujar, “saat ini kami kalangan pelajar yang paling dirugikan sejak jaringan Telkomsel tak lagi beroperasi, apalagi sejak pandemi Covid-19 melanda, pihak sekolah dan kampus mengharuskan kami untuk kuliah secara online dari rumah masing-masing, namun dengan tidak adanya signal seperti ini, aktifitas kuliah kamipun terhalang dan kamipun ketinggalan berbagai mata kuliah”.
Lebih lanjut ridal meminta kepada pihak Dinas Kominfo Kabupaten Luwu segera mengambil sikap dan memanggil pihak Telkomsel untuk segera melakukan maintinance dan memberi penjelasan terkait hilangnya jaringanyang sudah terjadi beberapa pekan ini.
Tak ketinggalan Evan, tokoh Pemuda asal Bastem ikut angkat bicara, “Ada ribuan pelanggan telkomsel yang dirugikan lantaran sudah hampir 3 pekan jaringan telkomsel mati, apalagi di tengah pandemi seperti, kelancaran akses dan mobilitas masyarakat tergantung pada tersedianya jaringan seluler yang bisa ‘on’ setiap hari, Pelajar yabg harus sekolah dan kuliah daring (online) akhirnya harus ketinggalan aktifitas belajar mengajar, akses pelayanan dasar yang juga saat ini sangat tergantung pada baiknya jaringan pun harus terhalang”.
Sementara itu, Camat Basse Sangtempe Syamsuddin juga ikut angkat bicara terkait mandeknya pelayanan lantaran hilangnya signal beberapa pekan ini. “Selain mobilitas masyarakat yang harus terganggu, pelayanan pemerintahpun akhirnya ikut terhalang. Rencananya besok atau lusa kami dari pihak pemerintah akan mengadukan persoalan ini ke pihak Kominfo Kabupaten Luwu dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Luwu jika protes warga saya tidak segera ditindaklanjuti. Kami pemerintah dan masyarakat sudah terlalu banyak dirugikan, mulai dari terganggunya akses pelayanan masyarakat hingga aktifitas warga dalam hal komunikasi,” katanya.
Di tengah Pandemi Covid-19 dan imbauan pemerintah untuk Stay at Home, Work From Home, Social Distancing dan lain-lain memaksakan interaksi dan komunikasi untuk mobilitas satu-satunya harus mengandalkan ketersediaan jaringan seluler yang memadai. Namun jika kondisinya seperti ini tentu semuanya jadi terganggu, keluhnya. (iys/ist)