Pemuda Sorowako: Pilkada Lutim Damai Aman dan Tidak Mudah Terprovokasi

280
ADVERTISEMENT

PILKADA serentak di seluruh Indonesia akan dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2020 dan menjadi satu momentum penting dari intisari demokrasi guna mencatat sejarah baru kepemimpinan di masing-masing daerah.

“Luwu Timur merupakan sebuah daerah yang unik karena banyaknya suku yang berkedudukan di sebuah daerah yang dijuluki Bumi Bataraguru ini mendapatkan previllege akan meriahnya pelaksanaan Pilkada Serentak.

ADVERTISEMENT

Banyaknya etnis yang juga merupakan sebuah tantangan nyata dalam sebuah pengaplikasian pesta demokrasi yang adil membuat siapa saja calon kepala daerah harus menjaga dengan baik kondisi dilapangan agar tidak terjadi pertikaian dalam masyarakat,” ujar Saum Ketua Departemen Partisipasi Pembangunan Daerah Pengurus Besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya (PB-IPMIL RAYA).

Sebagai contoh hal yang memiriskan setiap pilkada bahkan menjadi jejak buruk adalah bahwa Pilkada sering kali menimbulkan perpecahan dan konflik sosial di tengah masyarakat. Dimana Perbedaan pilihan yang tidak disikapi secara dewasa adalah awal terjadinya disharmonisasi dalam kelompok sosial masyarakat.

ADVERTISEMENT

“Tahun ini Pilkada dilakukan di beberapa daerah yakni 9 provinsi, 224 Kabupaten dan 37 kota salah satunya Kabupaten Luwu Timur. Kita masyarakat Luwu Timur harus menikmati fasilitas negara yang dijamin oleh konstitusi ini yakni pesta demokrasi, maka dari itu mari kita ciptakan Pilkada yang aman, damai, dan tidak mudah terprovokasi,” beber Saum yang juga merupakan Wakil Ketua BEM FISIP 45 UNIBOS.

Saum yang juga putra Sorowako sekaligus Ketua Bidang Hubungan Luar Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Mahasiswa Luwu Timur (PP-IPMALUTIM) mengatakan bahwa Luwu Timur diikuti oleh dua pasangan calon.

“Kita ketahui bersama bahwa pilkada ini diikuti oleh dua pasangan calon, kedua pasangan calon ini merupakan orang yang bisa diandalkan, masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan yang saling melengkapi satu sama lain. Disharmonisasi yang dipertajam dengan munculnya kampanye negatif (negatif campaign) dan kampanye hitam (black campaign) yang bisa saja memanaskan tensi politik Pilkada membuat inti dari perbedaan pilihan bukanlah sebuah hal yang baru, tetapi keindahan yang diberikan oleh Tuhan untuk kita nikmati dan rasakan. Oleh karena itu meskipun masyarakat Luwu Timur berbeda pilihan janganlah sampai dipecah belah hingga harus saling adu mulut,” tutup Saum. (rah)

ADVERTISEMENT