Peringati HUT ke-76 RI, PMII Palopo Gelar Dialog Virtual

237
ADVERTISEMENT

PALOPO – Pengurus Cabang PMII Palopo menggelar dialog virtual melalui Zoom Meeting, dalam rangka memperingati Dirgahayu Republik Indonesia 76 Tahun yang dikemas dalam bentuk refleksi kemerdekaan, pukul 19.45-23.15 Wita. Minggu, (15/8/2021).

Tema yang diusung ialah ‘Bagaimana Warga Pergerakan Memaknai Kemerdekaan’. Dialog virtual tersebut dipandu Al Mudzill, Ketua III PC PMII Palopo.

ADVERTISEMENT

Selain itu, terdapat empat Narasumber. Pertama, Nur Sayyid Kristeva, Penulis buku Manifesto Wacana Kiri, yang mengurai perspektif sosial. Kedua Wanda Roxanne, Penulis buku dan Koordinator Puan Menulis, yang merefleksikan perkembangan literasi kekinian. Ketiga Ketua LTN-NU Sulawesi Selatan, Syamsulrijal Ad’han, yang menjelaskan dalam perspektif agama. Dan tidak sempat hadir ialah Hasan Sufyan, Ketua KPU Kabupaten Luwu, dikarenakan sedang berduka.

Al Mudzill saat memandu awal dialog berkata, menjelang kemerdekaan 76 tahun, warga pergerakan sepatutnya menjadikan momentum tersebut agar mendapatkan kembali spirit perjuangan pendahulu untuk lebih aktif terlibat aktivitas sosial, penanganan covid-19 dan menyebarkan pesan-pesan positif di media sosial sehingga kita dapat keluar dari masa-masa krisis multi dimensional.

ADVERTISEMENT

“Di tengah pandemi covid-19 yang belum berakhir, alangkah bijaksananya kita sebagai warga pergerakan menemukan kembali spirit perjuangan terdahulu agar bergerak diberbagai sektoral, mengingatkan sedang terjadi krisis multi dimensional,” katanya.

Kemudian, Wanda Roxanne menerangkan, saat ini di tengah jejaring media sosial, hampir seluruh kalangan terjebak pada informasi-informasi yang sebetulnya keliru yang berpotensi menjadi hoax.

“Literasi kita saat ini masih minim, dan terlampau jauh dari Negara lain. Ini akibat dari dimensi pendidikan. Bukan hanya itu, selayaknya orang tua juga perlu memastikan kebutuhan anaknya, seperti sarana dan prasarana belajar sehingga dapat keluar dari rasa malas, bosan, dan akhirnya dapat mendongkrak kesenjangan yang tengah terjadi. Maka kita harusnya lebih giat meningkatkan semangat literasi di seluruh kalangan,” terangnya.

Dari perspektif sosial, Bung Kris, sapaan akrab Nur Sayyid Kristeva menjelaskan, perlu ada perbaharuan dalam ruang sosial. Dan sebagai warga pergerakan, bergerak secara praxis dengan model paradigma kritis transformatif.

“Permasalahan sosial yang tengah dihadapi, harus dilakukan reinterpretasi model kritis transformatif. PMII perlu mengubah situasi yang kini terlilit berbagai macam ketidakadilan, maka ini menjadi pertanyaan yang mesti dijawab oleh warga pergerakan menjelang kemerdekaan, sehingga PMII dapat kontributif terhadap kemajuan Indonesia. Dan otomatis sebagai katalisator,” jelasnya.

Masuk pada perspektif agama, Syamsulrijal Ad’han memberi gambaran, agama adalah bagian tidak terpisahkan dari Negara. Dasar kehadiran negara ialah kesejahteraan, perlindungan, keamanan, dan itu bersesuaian dalam pandangan keagamaan.

“Hubbul Wathon Minal Iman, mencintai tanah air sebagian dari iman, harus tetap tertanam kuat di dalam masyarakat Indonesia, dan pada khususnya warga pergerakan. Ulama dan umara bersatu padu untuk merebut kemerdekaan Indonesia. Maka sudah menjadi tugas dan kewajiban kita, untuk senantiasa melanjutkan perjuangan para patriot, walau konteks abad 21 perjuangan perlu adaptasi baru”, tegasnya.

Diakhir dialog, Ketua Umum PMII Kota Palopo, Muhammad Rafly Setiawan berharap, dalam momentum kemerdekaan 76 tahun, bukan hanya disemarakkan melalui upacara sebagai tradisi musiman 17-an, melainkan memberi kesadaran terhadap diri sebagai warga Indonesia dan kader PMII untuk lebih peka terhadap apa yang terjadi di global, nasional, regional, bahkan mengubah kondisi lokal, kendati kita keluar dari kubangan covid-19.

“Tentunya ini menjadi harapan kita bersama, PMII dengan Nilai Dasar Pergerakan, Aswaja An-Nahdliyah dan paradigma yang masih melekat kuat dalam tubuh organisasi, perlu beradaptasi dengan model gerakan baru sehingga setiap dari kita punya berpandangan solutif. Dan ini dapat terwujud melalui kemampuan adaptif, komunikatif, dan kolaboratif, serta kemauan untuk mengubah kondisi sekitar,” harapnya.

Turut hadir dalam dialog virtual tersebut, Pengurus Cabang, Pengurus Komisariat, Pengurus Rayon, Alumni PMII, kader dan anggota PMII Se-Indonesia. (ayb/liq)

ADVERTISEMENT