Pilu! Misi 72 Jam Terlewati, Doa-doa pun Mengalir, Berikut Fakta Terkini Hilangnya KRI Nanggala 402

2848
ADVERTISEMENT

JAKARTA–Kabar hilangnya KRI Nanggala 402 di perairan sebelah utara Bali membuat seluruh anak bangsa turut memanjatkan doa, apalagi setelah misi 72 jam penyelamatan deadline oksigen telah terlewati dini hari tadi.

Seluruh kegiatan terkait misi pencarian kapal selam yang diproduksi tahun 1978 di galangan Howaldtswerke-Deutsche Werft di Kiel, dan dipesan Indonesia tahun 1979 serta diserahkan kepada Indonesia Oktober 1981 di Jerman itu  -menjadi perhatian seluruh pihak, utamanya tim pencarian dan evakuasi yang dibagi ke dalam 3 Tim.

ADVERTISEMENT

Terkait awak KRI Nanggala-402 yang kini viral di sosial media, yakni video seorang bocah laki-laki yang melarang ayahnya, yang diduga Letnan Satu (Lettu) Imam Adi, salah satu prajurit di KRI Nanggala-402, untuk pergi bertugas menjadi salah satu pusat perhatian di tengah upaya pencarian kapal buatan Jerman itu.

Dalam rekaman video berdurasi 44 detik yang beredar luas itu, nampak sang anak yang masih balita merengek dan tak memperbolehkan ayahnya untuk keluar kamar.

ADVERTISEMENT

Bahkan, bocah balita tersebut terlihat ingin mengunci ayahnya.

“Kenapa enggak boleh kerja?” tanya seorang wanita yang merekam video.

“Enggak boleh,” ujar bocah tersebut.

Ayah Lettu Imam Adi, Edy Sujianto atau akrab disapa Abah Edy, membenarkan video tersebut.

“Iya, itu anak saya (Imam Adi) bersama cucu saya,” kata Abah Edy, dikutip dari Surya, Jumat (23/4/2020) malam.

Dia menyampaikan, video itu direkam oleh istri Imam pada hari Senin atau hari keberangkatan anaknya bertugas bersama KRI Nanggala-402.

“Yang merekam menantu saya. Saya dikirimi melalui WhatsApp,” katanya.

Abah Edy sempat merasa heran melihat tingkah laku cucunya itu.

Tak seperti biasanya, cucunya tidak memperbolehkan Imam berangkat bertugas.

“Biasanya kalau dipamiti ya biasa saja. Kemarin sampai pintunya ditutup, papanya benar-benar tidak boleh pergi,” ujar dia.

Namun, dia tidak ingin memikirkan hal-hal aneh. Ia tidak ingin mengaitkan kejadian cucunya yang tidak memperbolehkan Imam pergi itu dengan kejadian ini.

“Mungkin hanya kebetulan saja,” ungkap ayah Lettu Imam Adi.

Lettu Imam Adi sendiri masuk Akademi Militer (Akmil) tahun 2011 dan lulus Akmil tahun 2015.

Imam Adi mengawali kariernya sebagai perwira Angkatan Laut (Laut) dengan berdinas di KRI Kapitan Pattimura selama dua tahun.

Setelah itu, pada 2017, ia berdinas di KRI Nanggala-402.

Sebelum dinas di KRI Nanggala-402, Imam sempat menempuh pendidikan di Korea dan Amerika Serikat.

Saat ini, KRI Nanggala-402 yang membawa 53 awak masih belum ditemukan.

Lihat videonya DISINI:

 

Misi 72 Jam Terlewati, Doa-doa pun Mengalir

Misi 72 jam mencari kapal selam KRI Nanggala-402 terlewati, sejak kapal itu dinyatakan hilang kontak.

Batas oksigen diperkirakan hanya mampu bertahan memasok 53 awaknya, hingga pukul 03.00 WIB dini hari tadi.

“Masih SAR (search and rescue) terus. (Kekuatan SAR-red) masih seperti kemarin. (Kapal penyelamat) Singapore masih belum datang, kapal Swift Rescue itu nanti jam 23.00 baru sampai,” terang Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispen AL), Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono melansir Detik, Sabtu (24/4/2021).

Sebelumnya, KRI Nanggala-402 hilang kontak dalam latihan penembakan torpedo pada Rabu (21/4/2021) dini hari.

Hingga kini, pukul 09.49 WIB belum ada kabar kapal yang ditumpangi 53 awak tersebut berhasil dievakuasi.

“KRI Rigel sudah menurunkan perlengkapannya. Mereka dibagi area, semua kapal yang ada sekitar 15 di Angkatan Laut, kemudian unsur asing ada 8, pesawat itu ada 5, kemudian dari polisi ada 3 dan Basarnas, lainnya itu sudah dibagi area (pencarian),” jelas Julius.
Terkait peristiwa ini, Amerika Serikat (AS) menyatakan pesawat patroli maritim milik Angkatan Laut-nya terbang ke Indonesia untuk membantu upaya pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang. Pentagon menyebut P-8 Poseidon dirancang khusus untuk misi pencarian di lautan, khususnya kapal selam.
“Atas permintaan pemerintah Indonesia, kami mengirimkan aset-aset udara, termasuk sebuah pesawat patroli maritim P-8 Poseidon, untuk membantu pencarian kapal selam mereka yang hilang,” ucap Kirby.
Seperti dilansir situs resmi Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, defense.gov, hari ini, penjelasan tersebut disampaikan juru bicara Pentagon, John F Kirby, dalam konferensi pers pada Jumat (23/4) waktu setempat.
Seperti diketahui, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) TNI Yudo Margono mengatakan oksigen di dalam kapal selam tersebut hanya tersedia sampai pukul 03.00 WIB, pagi tadi.

Berdasarkan penjelasan Yudo, artinya saat ini oksigen dalam KRI Nanggala-402 sudah habis.

“Kemampuan oksigen KRI jika dalam kondisi yang diperkirakan black out seperti sekarang ini, mampu 72 jam. Kurang lebih 3 hari. Kalau kemarin hilang kontak jam 3, nanti bisa sampai Sabtu jam 3, sehingga 72 jam,” kata Laksamana Yudo dalam jumpa pers di Lanud Gusti Ngurah Rai Bali, Kamis (22/4) kemarin.

Fokus di Celukan Bawang 

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono mengatakan bantuan pencarian KRI Nanggala-402 yang sudah tiba dari negara lain, baru dari Australia. Australia menerjunkan HMAS Ballarat.

“Yang sudah tiba baru dari Australia (HMAS Ballarat), sementara kapal lainnya seperti Poseidon dari Amerika Serikat, HMAS Sirius dari Australia dan MV Swift dari Singapura belum tiba,” katanya, Sabtu 24 April 2021.

Adaun fokus pencarian keberadaan KRI Nanggala-402 di dekat Celukan Bawang, bagian utara Bali. “Fokus pencarian di sekitar Celukan Bawang, bagian utara Bali,” katanya.

Tak hanya itu, kata Julius, pencarian juga di beberapa titik lainnya yang memiliki daya magnet yang sangat kuat. KRI Rigel-933 dari Pusat Hidro-Oseanograf TNI AL juga dikerahkan dalam pencarian kapal selam buatan Jerman itu.

“KRI Rigel lebih ke arah itu (magnet) untuk memastikan bendanya apa,” kata Julius yang masih berada di Bali.

Daftar 53 Personel yang ikut serta

Berikut daftar nama 53 personel yang ada dalam KRI Nanggala 402:

1. Letkol Laut (P) Heri Oktavian (Komandan)

2. Mayor Laut (P) Eko Firmanto (Palaksa)

3. Mayor Laut (T) Wisnu Subiyantoro (Kadepsin)

4. Kapten Laut (E) Yohanes Heri (Kadepleksan)

5. Kapten Laut (P) I Gede Kartika (Kadepops)

6. Lettu Laut (P) Muhadi (Kadivkom)

7. Lettu Laut (P) Ady Sonata (Kadivdalsen)

8. Lettu Laut (P) Imam Adi (Kadiv PIT)

9. Lettu Laut (T) Anang Sutriatno (Kadiv Liskap)

10. Letda Laut (E) Adhi Laksmono (Kadivlek)

11. Letda Laut (P) Munawir (Padivsen)

12. Letda Laut (T) Rhesa Tri (Kadiv MB)

13. Letda Laut (T) Rintoni (Kadiv Kontrol)

14. Letda Laut (P) M Susanto (Padiv Navigasi)

15. Serka Bah Ruswanto (Bama)

16. Sertu Bah Yoto Eki Setiawan (Juru Mudi 1)

17. Sertu Ttu Ardi Ardiansyah (Operator Saltem 1)

18. Sertu Kom Achmad Faisal (Operator Senjata 1)

19. Sertu Kom Willy Ridwan Santoso (Operator Radar 1)

20. Sertu Eko M Rusdiyansyah (Juru Pompa 1)

21. Sertu Eki Ryan Yogie Pratama (Operator Sonar 1)

22. Sertu Mes Dedi Hari Susilo (Juru Diesel 1)

23. Serda Bah Bambang Priyanto (Juru Mudi 2)

24. Serda Kom Purwanto (Juru Komunikasi 1)

25. Serda Kom Eko Prasetiyo (Juru Komunikasi 2)

26. Serda Ttu Harmanto (Juru Masak 1)

27. Serda Ttu Lutfi Anang (Juru Masak 2)

28. Serda Atf Dwi Nugroho (Bintara Kesehatan)

29. Serda Ede Pandu Yudha Kusuma (Operator Senjata 2)

30. Serda Eta Misnari (Operator Saltem 2)

31. Serda Saa Setyo Wawan (Operator Saltem 3)

32. Serda Lis Hendro Purwoto (Juru Pompa 2)

33. Serda Mes Guntur Ari Prasetyo (Juru Diesel 2)

34. Serda Lis Diyut Subandriyo (Juru Listrik Motor 1)

35. Serda Lis Wawan Hermanto (Juru Listrik Motor 2)

36. Serda Lis Syahwi Mapala (Juru Listrik Motor 3)

37. Serda Lis Wahyu Adiyas (Juru Listrik Kontrol 1)

38. Serda Lis Edi Wibowo (Juru Listrik Kontrol 2)

39. Kopda Eta Kharisma D.B (Juru Lenavkom)

40. Kopda Tlg Nugroho Putranto (Operator Senjata 3)

41. Kopda Mes Khoirul Faizin (Juru Diesel 3)

42. Kopda Trb Maryono (Operator Senjata 3)

43. Klk Eta Roni Effendi (Juru Lisna 1)

44. KLK Eta Distriyan Andy P (Operator Radar 2)

45. KLS Isy Raditaka Margiansyah (Juru Komunikasi 3)

46. KLS Isy Gunadi Fajar R (Operator Sonar 2)

47. KLS Nav Denny Richi Sambudi (Operator Sonar 3)

48. KLS Mes Muh Faqihudin Munir (Juru Pompa 3)

49. KLS Nav Edy Siswanto (Juru Lisna 2)

50. Kolonel Laut (P) Harry Setyawan (non-ABK)

51. Letkol Laut (E) Irfan Suri (non-ABK)

52. Mayor Laut (E) Whilly (non-ABK)

53. Suheri (non-ABK, PNS)

(*)

 

ADVERTISEMENT