Puncak Kejengkelan Jokowi, 6 Menteri Dikocok Ulang, Besok Bakal Dilantik

758
Jokowi. Foto: Liputan6
ADVERTISEMENT

JAKARTA–Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) resmi mengumumkan perombakan kabinet di Istana Negara, Selasa (22/12) beberapa saat lalu.

Reshuffle ini adalah kocok ulang pertama pada periode kedua kepemimpinan Jokowi.

ADVERTISEMENT

Sejumlah menteri dicopot dan digeser posisinya, ada pula nama-nama yang dikeluarkan dari Kabinet Indonesia Maju. Dimana ada nama Sandiaga Salahudin Uno yang masuk menggantikan Wishnutama sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

“Pada hari berbahagia ini, saya bersama-sama dengan Pak Wapres ingin mengumumkan menteri-menteri baru yang akan duduk di anggota Kabinet Indonesia Maju,” kata Jokowi di Istana melalui siaran virtual, Selasa (22/12).

ADVERTISEMENT

Pada Juni 2020, Presiden Joko Widodo sempat mengingatkan menteri dan petinggi negara di Kabinet Indonesia Maju bahwa dirinya tak gentar melakukan reshuffle.

Kala itu, Jokowi bicara demikian lantaran tidak puas menyaksikan kinerja menteri yang dianggapnya bekerja biasa-biasa saja padahal di tengah pandemi virus corona.

“Langkah apapun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita, untuk negara. Bisa saja membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya,” kata Jokowi pada Juni lalu.

Sebulan belakangan wacana perombakan kabinet mengemuka, apalagi setelah dua menteri Jokowi dicokok petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menteri Kelautan dan Perikanan nonaktif Edhy Prabowo serta Menteri Sosial nonaktif Juliari Peter Batubara selama dua pekan berturut tertangkap tangan atas dugaan kasus rasuah di kementeriannya terkait Bantuan Sosial menghadapi pandemi.

Berikut daftar menteri Kabinet Indonesia Jilid 2 hasil kocok ulang atau reshuffle:

Menteri Sosial, Tri Risma.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono.
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno.
Menteri Perdagangan, M Luthfi.

Sebelumnya sejumlah pengamat politik menilai pilihan reshuffle kabinet pada pengujung tahun adalah langkah tepat. Menurut analis politik dari Exposit Strategic Arif Susanto, momen ini jadi waktu ideal bagi Presiden Jokowi untuk membangkitkan kepercayaan publik yang menurun.

“Cukup ideal-lah dari segi waktu. Ada kemendesakan,” kata Arif mengutip CNNIndonesia.com, Selasa (22/12).

Selain itu, Arief yang juga akademisi dari Universitas Paramadina mengungkapkan dengan merombak menteri, Jokowi bisa segera menyiapkan strategi baru menghadapi pandemi Covid-19. (*/iys)

ADVERTISEMENT