Siaga Bencana, 34 Perawat di Palopo Ikuti Seminar Penanggulangan Bencana

72
Seminar dan workshop managemen Disaster Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Palopo. (Foto : Pemkot Palopo)
ADVERTISEMENT

PALOPO — Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Ilham Hamid mewakili Walikota Palopo membuka Seminar dan workshop managemen Disaster Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Palopo. Kegiatan itu berlangsung di Aula Ratona Kantor Walikota Palopo, Minggu 5 Februari 2023.

Sambutan Ketua DPD PPNI, Palopo Ns. Taufiq mengatakan sebanyak 34 orang pengurus yang telah dilantik pada bulan Desember lalu di hotel agro kemudian dilatih dan akan punya konsekusi yang luar biasa terhadap penanggulangan bencana di Kota Palopo.

ADVERTISEMENT

“Pengurus yang telah dilantik orang- orang hebat yang dilatih pada hari ini mengikuti seminar dan workshop. Kehadiran kita tentu menjadi hal yang penting di Pemerintah Kota Palopo, kita akan bersinergi dengan Badan Penanggulangan Bencana yang ada di Kota Palopo Siap berkontribusi dimana saja kita dibutuhkan,” kata Taufiq.

Dia menjelaskan dengan kehadiran Bapena, dapat meringankan beban pengurus DPD bila terjadi bencana.

ADVERTISEMENT

“Dengan adanya seminar dan workshop ini dimohon agar peserta memperhatikan dengan baik materi yang diberikan agar di save dan diimplementasikan pada kejadian bencana nantinya,” katanya.

Ketua DPW PPNI Sulsel, Ns. Abdul Rahmat mengatakan kegiatan DPD PPNI Palopo adalah kegiatan pertama yang diikuti Bapena selama ini. “Kami sudah melantik 13 Bapena terkahir di Kabupaten Luwu,” katanya.

“Akan tetapi yang bisa membuat kegiatan Bapena pertama adalah Kota Palopo ini membuktikan bahwa ada semangat yang luar biasa,” lanjutnya.

Badan perlengkapan dan Badan Penanggulangan Bencana adalah amanat dari musyawarah Nasional.”Kenapa kita membentuk Bapena secara geografis kita tidak bisa menghindari bahwa kita dilahirkan di Indonesia mengkarakteristik Negara kita rawan bencana,” ujarnya.

Kemudian dari seluruh populasi tenaga kesehatan yang paling banyak adalah perawat. Dari segi tanggap darurat bisa dibuktikan dimana-mana ketika ada bencana yang pertama tenaga kesehatan yang ada adalah perawat.

“Olehnya itu diperlukan sebuah tempat yang kuat untuk menampung orang yang punya jiwa perencanaan yang tinggi karena tidak semua perawat punya panggilan untuk diterjunkan ke tempat bencana,” jelasnya.

“Bapena ini bukan hanya menjadi tempat pengabdian kita tapi Insya Allah menjadi jalan kebaikan kita. Kita harapkan Kota Palopo ini tumbuh menjadi sebuah Kota atau DPD Kota yang bersumber daya yang bisa menjadi pemangkup untuk kabupaten-kabupaten yang ada di sekitarnya,” sambungnya.

Pada sambutannya Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Ilham Hamid, dalam hal ini mewakili Walikota Palopo mengatakan secara singkat terkait dengan Seminar dan Workshop, walaupun sudah ada Badan Penanggulangan Bencana Kota Palopo lebih mempererat lagi dengan kehadiran para Perawat.

Untuk itu para perencana dan pelaksana tanggap darurat di instansi Pemerintah Kota Palopo yang akan berkolaborasi dengan beberapa perangkat daerah seperti Tim Tanggap Darurat Pemkot, dinas sosial, Damkar dan Basarnas. Perangkat Daerah tersebut sangat bersinggungan erat berkaitan dengan program yang akan dilaksanakan oleh DPD PPNI Kota Palopo.

“Untuk itu kita perlu strategi untuk melihat dimana titik rawan bencana yang ada di Kota Palopo,” katanya. (rls)

ADVERTISEMENT