Siswa SMPN 14 Palopo Ditanamkan Budaya Gotong Royong

184
Siswa beserta guru dan tata usaha SMPN 14 Palopo gotong royong membersihkan lingkungan sekolah mereka. Itu setelah, banjir menggenangoi sekolah yang berada di Kecamatan Telluwanua itu, Senin (1/11/2021).
ADVERTISEMENT

PALOPO — Siswa beserta guru dan tata usaha SMPN 14 Palopo gotong royong membersihkan lingkungan sekolah mereka. Itu setelah, banjir menggenangoi sekolah yang berada di Kecamatan Telluwanua itu, Senin (1/11/2021).

Kepala Sekolah SMPN 14 Palopo, Arifin Jumak mengatakan pihaknya memang menanamkan sejak dini kepada anak didiknya pentingnya gotong royong. Selain karena budaya bangsa, gotong royong dinilai dapat menumbuhkan rasa peduli kepada sesama.

ADVERTISEMENT

“Kami ingin anak didik kami tidak hanya pintar secara akademik, tapi juga memiliki budi pekerti yang baik. Gotong royong dilakukan untuk mencapai hasil yang positif tanpa memikirkan dan mengutamakan keuntungan bagi salah satu individu atau kelompok saja,” jelas Arifin.

Diketahui, banjir yang melanda Kota Palopo 30/10/2021, malam lalu merendam puluhan rumah dan fasilitas umum. Salah satunya SMPN 14 Palopo.

ADVERTISEMENT

Banjir merendam seluruh ruangan yang ada di Sekolah tersebut. Tingginya genangan air mengakibatkan dokumen penting juga ikut terendam. Beruntung dokumen penting tersebut tidak hanyut dan masih bisa di selamatkan dalam keadaan utuh.

Sehari setelah hujan lebat disertai angin kencang yang mengguyur Kota Palopo beberapa hari yang lalu tenaga pendidik di sekolah tersebut langsung menghampiri Sekolah. Melihat sekolah terendam, mereka langsung mengabarkan kejadian itu kepada seluruh guru dan siswa agar segera melakukan gotong royong membersihkan endapan lumpur sisa banjir.

Mendengar kabar tersebut keesokan harinya para guru dan siswa berdatangan untuk membersihkan lantai yang berlumpur. Tak hanya guru dan siswa SMP 14 Palopo, Koordinator pengawas Dinas Pendidikan Palopo, Lukman juga turun tangan untuk membantu membersihkan Sekolah tersebut.

“Iye aman ji pak, cuman ada sebagian buku induk terendam tapi masih utuh ji Pak,” kata Aswar salah seorang Guru Pada KORAN SERUYA. (hwn/liq)

ADVERTISEMENT