Usai Dilantik, Budiman Menangis Kenang Jasa Almarhum Thoriq Husler

1006
Wakil Bupati Luwu, Budiman dan Istrinya Sufriaty mendoakan almarhum HM Thoriq Husler
ADVERTISEMENT

MAKASSAR – Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Nurdin Abdullah secara resmi melantik 11 kepala daerah terpilih, hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020, di Baruga Pattingalloang, Jumat (26/2/2021).

Termasuk diantaranya, Budiman Hakim yang dilantik sebagai Wakil Bupatu Luwu Timur. Dia hadir di lokasi pelantikan, tanpa iring-iringan mobil pengamanan.

ADVERTISEMENT

Budiman hanya didampingi istri dan ajudannya, raut kesedihan terlihat jelas di wajahnya. Betapa tidak, sehari sebelum pelantikan Kamis (25/2/2021), saat mengikuti geladi resik, Budiman berdampingan dengan kursi kosong.

Kursi itu berada di deretan tempat para kepala daerah, tetapi ada satu kursi kosong terlihat di sana. Selama geladi, Budiman tidak banyak bercengkerama dengan para pejabat lainnya.

ADVERTISEMENT

Dia lebih sering membuka handphone di tangannya sembari memperhatikan Satpol-PP yang sedang mencontohkan simulasi pelantikan. Saat pelantikan, kursi kosong tersebut sudah dipindahkan oleh panitia sehingga terlihat hanya Budiman duduk sendiri.

Usai dilantik, Budiman tidak dapat menahan kesedihannya. Tangisnya pecah, kala dirinya menyampaikan pidato. Tidak hanya Budiman, Istri almarhum Bupati Luwu Timur terpilih, Thorig Husler yaitu Puspawati Husler dan istri Budiman, Sufriaty juga menangis.

Air matanya berlinang, saat ia menceritakan jasa dan kebaikan almarhum Thorig Husler kepada dirinya, hingga ia bisa menjadi Wakil Bupati Luwu Timur.

“Saya bukan apa-apa kalau bukan pak Husler yang memanganggil saya. Saya bukan siapa-siapa, secara politik. Saya bukan siapa-siapa, dari segi jabatan juga bukan siapa-siapa. Tapi (ini) karena ketulusan pak Husler satu keluarga,” kata Budiman menangis.

Masyarakat yang hadir saat mendengarkan Budiman menyampaikan pidato juga menangis tersedu-sedu. Budiman juga mengenang bagaimana almarhum Husler memperlakukannya dengan sangat baik saat masih menjadi kepala dinas.

“Kemudian dia (almarhum) sampaikan ke saya. Saya, keluarga saya, sudah di Luwu Timur semua dek, saya titip itu untuk kau, setelah saya menjadi bupati, kamu jadi bupati,” kenang Budiman.

Sebagai bawahan Husler waktu itu, Budiman mengaku berusaha menempatkan posisinya sebagai bawahan untuk menjaga marwah Husler sebagai bupati.

“Saya pernah menyampaikan, saya ini pak siap ditempatkan dimana saja, pasti saya bantu ki. Anggaplah saya ini adik ta. Istri saya tidak ada jabatan, saya tidak pernah persoalkan karena dia kakak saya. Dan hubungan saya tidak pernah retak hanya karena persoalan itu,” ujar Budiman.

Budiman kembali menegaskan, dirinya bisa menjadi wakil bupati karena andil dan jasa dari almarhum kepada dirinya. “Saya sampaikan ke kita agar kita paham. Saya ini jadi wakil bupati karena kemauan pribadi almarhum dan keluarga. Saya tahu persis dinamika menjadi wakil luar biasa,” katanya.

“Saat digandeng menjadi wakil bupati, beliau tidak pernah tanya saya berapa uang mu, tidak pernah ditanya, saya tidak pernah ditekan, dia cuma katakan, sabar, sabar, pasti bisa. Selama kampanye, almarhum tidak pernah menekan saya harus kampenye dimana. Almarhum sering mengingatkan agar sabar, sabar, sabar,” imbuhnya.

Pada hari pencoblosan 9 Desember 2020, Budiman berinisiatif mencium tangan almarhum. Budiman mengatakan almarhum adalah pejabat yang tidak mau dicium tangannya. “Tanggal 9 saya cium tangannya (almarhum) yang pertama dan yang terakhir,” katanya.

Kepada pimpinan SKPD pesan Budiman, juga menyampaikan dirinya tidak lebih baik dari bawahannya di Pemkab Luwu Timur. “Kita harus meyakini, saya tidak lebih dari bapak ibu, saya tidak lebih pintar, cuma Allah takdirkan saya jadi wakil bupati dengan kekurangan saya,” pesannya.

Budiman juga meminta kerjasama parpol, SKPD untuk bekerjasama menjadikan Kabupaten Luwu Timur yang lebih baik. “Kita akan menjadi jangkar sosial untuk membawa Luwu Timur lebih baik,” pungkasnya.

(Rah)

ADVERTISEMENT