Menuju DPD RI, Datu Luwu-Buhari Kahar Bersaing Berebut 1 Juta Pemilih di Luwu Raya

570
Menuju DPD RI, Datu Luwu-Buhari Kahar Bersaing Berebut 1 Juta Pemilih di Luwu Raya
ADVERTISEMENT

PALOPO- Jelang pemilu 2024 mendatang, sejumlah tokoh di Luwu Raya mulai mempersiapkan diri untuk ikut kontestasi lima tahunan itu. Selain DPR RI, kursi senator menjadi daya tarik tersendiri. Ada dua tokoh di Luwu Raya yang kini menyatakan sikap untuk maju.

Keduanya adalah Datu Luwu, Andi Maradang Mackulau dan mantan anggota DPRD Sulsel, Bukhari Kahar Mudzakkar. Baik Datu Luwu maupun Bukhari mengaku siap bertarung. Keduanya akan berebut kurang lebih 1 juta suara yang ada di tiga kabupaten dan satu kota di Luwu Raya.

ADVERTISEMENT

Diketahui sejak ditinggal Aziz Qahhar Mudzakkar, saat ini tak ada lagi putra Luwu Raya yang duduk di DPD RI. Padahal, dengan jumlah pemilih yang hampir satu juta jiwa, potensi untuk mendudukkan satu kursi dari kuota empat kursi DPD RI untuk Sulsel terbuka lebar.

Saat ini, empat anggota DPD asal Sulsel yakni Andi Muh Ikhsan kelahiran Panyangkalang Kabupaten Gowa, Ajiep Padindang Kabupaten Bone, Tamsil Linrung, kelahiran Barru serta Lily Amelia Salurapa asal Toraja. Muh Iksan meraih 566.972 suara, Ajiep Padindang 421.704 suara, Tamsil Linrung 440.902 suara serta Lily 476.696 suara.

ADVERTISEMENT

Andi Maradang saat ditanya alasannya maju mengatakan, hampir sepuluh tahun ia menjabat sebagai Datu Luwu, Wija To Luwu tidak bisa berbuat apa-apa.

“Selama 10 tahun saya amati, kita Wija to Luwu tidak bisa berbuat apa-apa. Padahal semua kekayaan ada di sini. Saya mulai gregetan, provinsi saja tidak bisa berbuat apa-apa,” kata Datu Luwu kepada wartawan pekan lalu.

Berangkat dari pengamatan itu, atas dorongan masyarakat dan berbagai pertimbangan yang sudah matang, dirinya berniat ikut bertarung untuk kemaslahatan orang banyak.

“Sebenarnya sejak 5 tahun yang lalu saya diminta maju sebagai calon anggota DPD. Tapi saat itu menurut saya belum ada kepentingan di situ. Secara pribadi saya tidak punya kepentingan. Personal yang bagus, keluarga yang baik. Lalu apa yang mendorong saya,” sebut Andi Maradang.

“Intinya adalah untuk kemaslahatan orang banyak. Yang punya kemampuan harus masuk dalam sistem. Jangan di luar sistem berteriak-teriak. Masuk ke legislatif, masuk ke pemerintahan. Harus masuk sama-sama, kita bergerak ke depan,” sambungnya.

“Tujuan akhir saya, saya ingin Luwu Raya bersatu. Sekali lagi, saya ingin Luwu Raya bersatu, tidak ada waktu lagi untuk kita berdiam idiri. Tepatnya jadikan provinsi (Luwu Raya). Karena kalau tidak, ya kita begini-begini saja,” tambahnya.

Datu Luwu juga menyebut Tana Luwu punya PT Vale, ada PT Masmindo dan sebagainya. Punya kekayaan atau harta yang luar biasa. “Kita punya harta yang luar biasa, tapi jangankan kita diajak ngomong, ini kita tidak diajak bicara sama sekali karena kita tidak dianggap,” bebernya.

“Ini ironi, jadi saya pesankan kepada semua anak-anak Luwu Raya. Pesankan, saya tidak peduli, gubernur atau siapa yang protes saya tidak peduli. Sebarkan bahwa saatnya-lah provinsi Tana Luwu harus dikobarkan. Kita punya aset yang ada di Tana Luwu, harus diajak bicara Wija to Luwu yang ada,” tegasnya.

“Itu yang menjadi motivasi saya untuk memperlihatkan, bahwa kalau saya mau, ayo anak-anak Luwu bergerak ke depan. Saya tidak punya apa-apa untuk maju, sekarang kita buktikan Siri’na to Luwu. Saya pengen jadi provinsi,” tandasnya.

Adapun, Bukhari Kahar sempat maju sebagai calon anggota DPR RI melalui Partai Amanat Nasional (PAN). Namun, perolehan suaranya kalah dibanding putra Bupati Enrekang, Mitra Bando. Keinginan Bukhari untuk maju sebagai senator guna melanjutkan perjuangan saudaranya, Aziz Qahhar. ” Saya memang punya keinginan untuk maju. Tetapi keputusannya pada akhir 2022,” katanya. (roy)

ADVERTISEMENT