Cegah Kekerasan Seks di Sekolah, Siswa SMKN 1 Palopo Ikuti Sosialisasi Pendidikan Seks Sejak Dini

315
Sosialisasi pendidikan seks sejak dini di SMKN 1 Palopo. (Foto : Ayub Sadega)
ADVERTISEMENT

PALOPO — Pentingnya mengenalkan pendidikan seks sejak dini kepada anak-anak. Dengan begitu, anak-anak lebih waspada dengan para predator seks anak.

Berangkat dari situ, Kopri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Palopo melakukan Goes To School. Kegiatan itu dilakukan di SMKN 1 Palopo yang dilaksanakan selama tiga hari mulai, Selasa hingga Kamis (11-13/1/2022).

ADVERTISEMENT

Mereka bekerjasama dengan osis SMKN 1 Palopo untuk mensosialisasikan bahaya seks di lingkungan sekolah. Kepala Sekolah SMKN 1 Palopo, Ridwan Rajab melalui Ribhatun Nikmah, Guru SMKN 1 Palopo segaligus salah satu narasumber, mengatakan pendidikan seks sejak dini kepada siswa sangat penting.

“Pendidikan seks sejak dini itu penting, tapi perlu digaris bawahi ini tidak seperti yang dipikirkan orang-orang. Ini lebih kepada anak-anak, apa yang mereka lakukan jika mengalami pelecehan baik itu fisik maupun verbal. Olehnya itu penting untuk melakukan sosialisasi seperti ini,” jelasnya.

ADVERTISEMENT

“Upaya yang dilakukan terkhusus untuk SMKN 1 Palopo harus membuat grup atau mensuport. Grup ini menangani kasus seksual yang dialami oleh peserta didik. Setiap sekolah mestinya punya orang atau guru yang bisa mensupport yang dijadikan tempat anak melapor kemudian guru tersebut semacam pendamping bagi mereka,” sambungnya.

Sementara itu, Ketua Kopri PMII Palopo, Ummul Haira Asmar, menjelaskan kegiatanya bertujuan memperkenalkan pentingnya pendidikan seks sejak dini mulai dari tingkatan SD, SMP dan SMA.

“Karena kekerasan seksual bukan hanya di kalangan dewasa yang rentan mengalaminya, namun juga tingkatan pelajar. Selain itu bagimana memahami mereka untuk tidak takut berbicara jika mengalami kekerasan seksual. Sehingga mereka bebas berekspresi untuk menyampaikan jika ada yang terjadi,” ungkapnya.

Dia menambahkan kerasan seksual yang terjadi lingkup pelajar dan mahasiswa seringkali terjadi. Namun, mereka takut untuk menyampaikan perlakukan itu. Kebanyakan dianggap aib, sehingga mereka menutup rapat kejadian yang mereka alami.

“Olehnya itu, kami menginisiasi mengadakan sosialisasi dengan mengunjungi sekolah-sekolah supaya bisa memahami bahwa kekerasan seksual itu harus dicegah sejak dini,” harapnya. (ayb/liq)

ADVERTISEMENT