MAKASSAR — Plt Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman menjawab kekhawatiran sejumlah masyarakat mengenai masa depan Muhammad Said, taruna PIP Makassar asal Palopo yang menjadi korban penyerangan asrama Ipmil beberapa waktu lalu.
Dia memastikan warga Jalan Ambe Nona, Kelurahan Ammasangan Kota Palopo itu terserap di dunia kerja. Hal tersebut disampaikan saat mengunjungi korban di RS Pelamonia Makassar, Jl Jenderal Sudirman, Selasa (30/11/2021).
Dilansir dari Tribun Timur, Andi Sudirman mengatakan, korban atas nama Muhammad Abdullah Said sedang magang di PT Pelindo IV Makassar. Karena itu pihaknya akan membicarakan hal ini ke pihak Pelindo agar memberi kelonggaran. Begitu juga dengan kampus tempatnya menimba ilmu, Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar.
“Kami Pemprov sampaikan korban dari Ipmil masih bekerja, jangan khawatir pemprov akan terbuka, beliau masih bekerja di Pelindo saya akan panggil direktur Pelindo termasuk dari PIP agar mereka kasih kelonggaran karena sedang proses penyembuhan,” ucap Andi Sudirman Sulaiman.
Bahkan, ia juga bersedia menerima mahasiswa tersebut bekerja di Pemprov Sulsel. “Kalau Pelindo tidak mau terima, datang ke Pemprov yah,” ujarnya.
Sudirman menjelaskan, kondisi korban sangat memprihatikan. Mereka mengalami luka serius di bagian tangan, bahkan sampai putus pergelangan tangannya.
Karena itu, ia menginstruksi kepada pihak rumah sakit untuk memberi pelayanan dan pendampingan berkala kepada korban. Korban juga butuh pendampingan psikolog untuk memulihkan traumanya.
“Kami akan turunkan tim dinas kesehatan, kami pantau, pendampingan. Rumah sakitPelamonia punya sinergitas yang baik,” tuturnya.
Terkait biaya pengobatan dan rumah sakitnya, Sudirman mengaku siap menjamin bersama dengan Forkopimda agar tidak memberatkan keluarga korban. “Biaya ditanggung pemerintah bersama Forkopimda,” tegasnya.
Adik mantan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman itu juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang. Hindari informasi yang bisa memprovokasi, dan menyaring video-video yang beredar di sosial media. “Ini juga pelajaran kita semua, jangan sebarkan berita-berita tidak benar, kasian orangtuanya,” pungkasnya. (*)