PALOPO–Semenjak beredarnya postingan oleh akun fake, Mediaa Lapass, yang memosting tuduhan jika tahanan di Lembaga Pemasyarakat (Lapas) kelas II Palopo menjadi sarang maksiat, membuat Kepala Lapas, Drs Indra Sofyan MS, M.AP uring-uringan dan jadi sorotan.
Kalapas Palopo itu mengaku mendapat banyak pertanyaan termasuk dari Kementerian Hukum dan HAM di Pusat dan sejumlah daerah yang menelpon dirinya mempertanyakan masalah tersebut.
Seperti janjinya kemarin, pada Kamis (19/11/2020) sekira pukul 10.00 Wita siang tadi, Indra didampingi Kepala Keamanan Lapas Kelas II A Palopo, Saidul S.Sos, MH mengunjungi Polres Palopo dan bertemu langsung Kapolres AKBP Alfian Nurnas.
Sekitar 30 menit, Kalapas di ruang kerja Kapolres bertemu guna membahas langkah hukum atas dugaan tindak pidana pencemaran nama baik yang membuat nama Lapas kian kesohor.
“Kami tadi di dalam selain silaturahmi juga berdiskusi upaya hukum lanjutan atas kasus postingan di Facebook. Hanya saja akun tersebut sudah tidak ada lagi, sehingga kami masih mempertimbangkan langkah selanjutnya,” ucap Indra.
Indra menegaskan kembali jika kondisi Lapas Palopo memiliki sistem keamanan yang sangat ketat dan diawasi 18 titik kamera pengintai (CCTV), dan keluar masuk tahanan sesuai Sistem Operasional Prosedur (SOP) standar yang berlaku.
“Kalau dia bilang di Perpustakaan (tempat mesum) dasarnya apa, di sana ada pegawai yang jaga, jika dia bilang di kantin, disitu juga ketat, diawasi, tidak bisa lama disitu, semua sesuai SOP, ada kamera pengintai, jadi mustahil,” tegas Indra.
Namun Indra membenarkan jika kondisi Lapas Palopo memang over capasity alias kelebihan tahanan dari jumlah yang wajar hanya 340 tahanan, Lapas itu kini dihuni 743 tahanan.
“Iya memang Lapas Palopo over capasity, dari dulu begitu, sekarang jumlah tahanan titipan kejaksaan sudah banyak, penghuni Lapas mencapai 743 orang tahanan, idealnya hanya 340 saja, tapi ya mau di apa, sudah begitu kondisinya,” katanya.
Sebelumnya, saat wawancara via WhatsApp dengan Koran Seruya, Rabu kemarin (18/11), Indra berniat melaporkan pemilik akun fake itu ke Polres Palopo.
Dimana tuduhan jika Lapas Palopo sebagai sarang mesum dilontarkan pertama kali oleh akun Mediaa Lapass di grup Facebook: INFO KEJADIAN KOTA PALOPO dan LUWU RAYA (INKAP). Ia menulis: “Lapas Palopo bukan tempat pembinaan, Tapi tempat mesum. Banyak rumah tangga hancur akibat perzinahan dalam Lapas Palopo, antara tahanan wanita & tahanan laki-laki. Bahkan ada juga tahanan wanita & petugas lapas,” demikian postingan oleh akun yang ternyata sudah dihapus itu. Postingan itu ia unggah pada Rabu 18 November 2020 sekira pukul 12.59 Wita, kemarin.
Sontak saja, postingan tersebut membuat warganet geger. Banyak netizen yang tidak percaya dan menuduh akun anonim itu menyebarkan hoaks alias berita bohong.
Dari penelusuran Koran Seruya, diduga akun fake tersebut dikendalikan oleh seorang perempuan, istri dari Napi yang sedang ditahan di Lapas tersebut.
Perempuan itu, saat dichat via Messenger mengaku jika ia kesal karena suaminya di Lapas main perempuan, dan sering main (bersetubuh, red) dengan tahanan wanita di perpustakaan dan juga di kantin.
“Ada teman suami saya di dalam yang melapor ke saya, katanya suami saya selingkuh tahanan perempuan, suka peluk-pelukan, kalau mau ‘main’ tinggal janjian saja di Perpustakaan atau di Kantin, makanya saya kesal,” ucap pemilik akun fake Mediaa Lapas sebelum akunnya itu ia tutup. (iys)