Tim DVI Polri Alami Kendala Saat Identifikasi Korban Kecelakaan Sriwijaya Air

238
ADVERTISEMENT

JAKARTA–Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menyebutkan, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri memiliki kendala dalam pengidentifikasian korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dengan DNA potongan tubuh yang ditemukan oleh tim SAR.

Kata Yusri, pihak keluarga yang hadir ke Posko ante mortem harus memiliki hubungan darah dengan korban penumpang Sriwijaya Air SJ-182 agar pengidentifikasian DNA mudah dilakukan.

ADVERTISEMENT

“Pembandingnya adalah orang yang terdekat, yang satu garus lurus atau sedarah untuk mengecek DNAnya. Misalnya, bapak, ibunya, atau anaknya. Jadi, suami sama istri penumpang tidak bisa,” kata Yusri di Posko JICT II, Jakarta Utara, Minggu, 10 Januari.

Yusri menyebut, sejauh ini baru ada 12 keluarga korban yang datang. Namun, kebanyakan keluarga yang datang tidak memiliki hubungan darah dengan penumpang Sriwijaya SJ-182.

ADVERTISEMENT

“Dari kedua belas yang datang sejak semalam adalah pamannya, keponakannya, tetangganya. Itu tidak bisa. Sebab, pembanding itu agar kita bisa mengetahui ini body part siapa, ini body part siapa,” ungkapnya.

DVI Polda Kalbar Ambil 10 Sampel DNA Keluarga Penumpang SJ 182

Tim DVI Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Kalbar dikabarkan telah mengambil 10 sampel deoxyribonucleic acid (DNA) keluarga penumpang Sriwijaya Air SJ182.

“Sampai jam 11 tadi bahwa kami sudah dapat 10 sampel DNA,” kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Kalbar Kombes Tri Susilo kepada wartawan di Gedung Serbaguna Graha Chandra Dista Wiradi kawasan Bandara Supadio, Kubu Raya, Kalbar, Minggu (10/1).

Tri menambahkan Polda Kalbar akan secepatnya mengirimkan sampel tersebut ke Jakarta. Menurut dia, pihak maskapai Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air, menyanggupi untuk membawa sampel itu ke Jakarta secepatnya. “Secepatnya kami kirim ke Jakarta,” ungkap Tri, mengutip JPNN.com.

Sebelumnya Gubernur Kalbar Sutarmidji didampingi Kapolda Kalbar Irjen Remigius Sigid Tri Hardjanto menyambangi crisis center Sriwijaya Air di Gedung Serbaguna Graha Chandra Dista Wiradi kawasan Bandara Supadio, Kubu Raya, Kalbar, Minggu (10/1).

Sutarmidji mengatakan hampir semua penumpang Sriwijaya Air SJ182 yang diduga jatuh di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, merupakan warga Kalbar.

“Hampir semua warga Kalbar. Lebih (90 persen). Kalau saya lihat datanya, itu mungkin semuanya warga Kalbar,” kata Sutarmidji di lokasi, Minggu (10/1). Gubernur Kalbar Sutarmidji mengatakan proses pengambilan data antemortem keluarga inti penumpang Sriwijaya Air SJ182 di crisis center sudah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

“Saya rasa SOP sudah dijalankan semua,” tegas Sutarmidji. Mantan walikota Pontianak yang menjabat dua periode itu mengatakan bahwa di crisis center tersebut juga sudah ada lima psikolog yang akan melakukan pendampingan.

“Sekarang ada lima orang psikolog di sini, (psikolog) dari Polda Kalbar juga ada,” kata Bang Midji panggilan akrabnya.

Wakil Ketua Komisi V Syarief Abdullah Alkadrie meminta pemerintah segera membentuk tim investigasi untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak di Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1).

Legislator Dapil I Kalimantan Barat (Kalbar) itu mengingatkan supaya pemerintah dan maskapai tetap mengedepankan aspek keselamatan, keamanan dan pelayanan prima semua kegiatan transportasi. “Saya meminta pemerintah untuk segera membentuk tim investigasi penyebab jatuhnya Sriwijaya Air dan tetap mengedepankan aspek keselamatan, keamanan, dan pelayanan prima dalam semua kegiatan transportasi, baik di darat, laut dan udara,” kata Syarief, Minggu (10/1).

Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari, pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

(*/iys)

ADVERTISEMENT