Tingkatkan Kualitas SDM, Perawat Lutim Dibekali Pelatihan Manajemen Nyeri

258
ADVERTISEMENT

LUTIM – Sebanyak 60 perawat di Lingkup Pemerintah Kabupaten Luwu Timur mengikuti Pelatihan Manajemen Nyeri. Pelatihan ini merupakan kerjasama BKPSDM Luwu Timur dengan RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar yang dibuka oleh Asisten III Bidang Administradi Umum, Aini Endis Andrika yang mewakili Bupati Luwu Timur, di Aula Hotel Sikumbang, Kecamatan Tomoni, Senin (15/07/2019).

Diklat Managemen Nyeri bagi perawat dihadiri perwakilan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, dr. Muh Ilham Hamsah.

Kabid Perencana dan Pengembangan Kepegawaian, Eksa Putra dalam laporannya mengatakan, diklat manajemen nyeri tahun 2019 ini dilaksanakan sebagai upaya peningkatan kapasitas SDM perawat secara intensif untuk memahami teknik mengelola rasa nyeri sehingga tindakan keperawatan pada pasien dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan pasien.

“Selain itu, manajemen nyeri ini menjadi salah satu elemen penilaian yang dipersyaratkan untuk dipenuhi dan direkomendasikan oleh peserta yang diikuti tenaga perawat RSUD dan Puskesmas lingkup Pemerintah Kabupaten Luwu Timur,” ujar Eksa.

Lanjutnya, Diklat ini dilaksanakan selama dua hari mulai tanggal 15 s/d 16 Juli 2019 bertempat di Aula Hotel Sikumbang Tomoni yang diikuti sebanyak 60 orang yang dibagi menjadi Dua Angkatan, sedangkan pemateri diklat manajemen nyeri bagi perawat ini dari Rumah Sakit Umum Pusat dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Sementara itu, Aini Endis Andrika mengatakan, selaku Pemerintah Daerah, menyambut baik atas terselenggaranya diklat manajemen nyeri sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan yang juga berdampak positif bagi peningkatan kapasitas dan kompetensi tenaga perawat.

“Oleh karena itu, atas nama jajaran Pemerintah daerah menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas kerjasama pihak RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar yang telah memfasilitasi diklat manajemen nyeri ini,” ucap Aini.

“Pelaksanaan pelatihan itu bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi tenaga kesehatan di RS dan Puskesmas itu tentang pengelolaan rasa nyeri, serta cara-cara untuk mengatasi nyeri pada berbagai penyebab saat bertugas melayani pasien, perawat sebagai salah satu unsur pembangunan kesehatan sekaligus garda terdepan yang berhubungan langsung dengan masyarakat, maka sudah selayaknya perawat meningkatkan profesionalitasnya,” ujar Endis.

Dalam akreditasi versi 2012, tambah Endis, pelatihan manajemen nyeri (disaster plan) di rumah sakit, merupakan salah satu elemen penilaian yang dipersyaratkan untuk dipenuhi pihak Rumah Sakit dan Puskesmas kepada tenaga kesehatan yang bertugas.

Keluhan nyeri pada tenaga kesehatan merupakan keluhan yang paling umum ditemukan ketika kita sedang melakukan tugas sebagai bagian dari tim kesehatan, baik itu di ruangan pelayanan rawat jalan, maupun rawat inap. “Olehnya itu, melalui pelatihan ini, sangat penting untuk memberikan hasil pelayanan yang memuaskan kepada pasien,” tambah Endis.

Terakhir, Aini Endis Andrika tekankan, diklat manajemen nyeri ini merupakan bentuk dukungan dan upaya Pemerintah Daerah dalam meningkatkan kompetensi para perawat sehingga tanggap dalam menangani nyeri yang dirasakan pasien dan dikelola dengan melakukan pemantauan secara kontinyu dan terencana. (ikp/kominfo)

ADVERTISEMENT