UPDATE: 5 Fakta Banjir Besar Terjang Empat Kecamatan di Luwu, Ternyata….

1154
Banjir melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sabtu (6/6/2020)
ADVERTISEMENT

BELOPA–Banjir melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sabtu (6/6/2020). Di berbagai lokasi yang diterjang banjir, ketinggian  air mencapai 1 meter lebih. Kini, jajaran Pemkab Luwu bersama unsur TNI dan Polri telah melakukan berbagai tindakan untuk menangani banjir akibat hujan lebat  mengguyur daerah itu.

Banjir ini melanda empat kecamatan di wilayah selatan Luwu, yakni Suli, Suli Barat, Larompong dan Larompong Selatan. Banjir ini tidak hanya merendam rumah warga, tetapi ratusan hektar lahan pertanian, peternakan dan tambak warga terimbas banjir tersebut. Warga mengalami kerugian ratusan juta. Namun, tim BPBD Luwu masih mendata kerusakan dan kerugian yang dialami warga akibat banjir tersebut.

ADVERTISEMENT

KORAN SERUYA menghimpun berbagai informasi terkait banjir ini, berikut sejumlah fakta dibalik banjir ini:

1. 10 Desa Terendam Banjir

ADVERTISEMENT

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu mencatat, sebanyak 10 desa/kelurahan dari empat kecamatan di Kabupaten Luwu wilayah selatan
terendam banjir. Empat kecamatan tersebut, yakni Larompong, Larompong Selatan, Suli, dan Suli Barat.

“Ketinggian air mencapai 50 meter, bahkan di beberapa titik ada mencapai 1 meter,” kata Sekretaris BPBD Luwu, Aminuddin Alwi.

Banjir melanda empat kecamatan di wilayah selatan Luwu akibat tingginya curah hujan dan meluapnya beberapa sungai.

Sebanyak 10 desa/kelurahan yang terendam, yakni Kelurahan Larompong, Desa Rantebelu, Desa Riwang, Desa Buntu Matabbing dan Desa Bilante di Larompong.
Sedangkan Desa Temboe dan Desa Sampano, Larompong Selatan. Sementara di Suli yang terendam adalah Kelurahan Suli, dan dua desa di Suli Barat, yakni Desa
Lindajang dan Desa Buntu Barana.

2. Tidak Ada Korban Jiwa

Hingga Sabtu (6/6/2020) sore, BPBD Luwu belum melaporka adanya korban jiwa akibat banjir tersebut. Namun, banjir tersebut merendam ratusan rumah warga,
sawah, kebun, fasilitas umum, dan meluap hingga ke jalan raya. Di Larompong, air ikut merendam Koramil 1403-10. Ketinggian air yang merendam markas tentara
ini mencapai 1 meter.

“Tim BPBD masih mendata kerusakan fasilitas publik dan kerugian dialami warga akibat banjir ini,” kata Aminuddin Alwi.

3. Bupati dan Wabup Luwu Tinjau Titik Banjir

Bupati dan Wakil Bupati Luwu, H Basmin Mattayang dan Syukur Bijak bersama sejumlah pihak terkait, turun meninjau banjir yang melanda empat kecamatan di Luwu.


Wakil Bupati Luwu, Syukur Bijak bersama sejumlah pihak terkait, turun meninjau banjir yang melanda empat kecamatan di Luwu.

Siku, begitu Bupati Luwu akrab disapa meminta BPBD mendata kerusakan fasilitas publik yang rusak, termasuk kerugian dialami warga akibat banjir. Tak hanya itu, Siku meminta BPBD dan instansi terkait segera menyalurkan bantuan kepada warga terdampak banjir.

4. Rumah Legislator Demokrat Sulsel Ikut Terendam Banjir

Banjir di Luwu ini rupanya tak memilih-milih korbannya, siapa saja bisa ikut terdampak, termasuk anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, yang kebetulan
berasal dari Suli, Luwu, Hj Fadriaty AS atau yang akrab disapa Enceng.

Gepostet von Fadriaty As am Freitag, 5. Juni 2020

Enceng menulis di Facebooknya: “Ya Allah, Suli banjir. Banjir kali ini sangat besar dari tahun-tahun sebelumnya.”

Sebelumnya, ia juga memposting 3 foto terkait banjir yang melanda kawasan di sekitar rumah tinggalnya di Kelurahan Suli kecamatan Suli, Kabupaten Luwu.

5. Fadriaty Minta Pemkab Luwu Segera Turun Tangan

Usai memposting foto, ketua DPC Demokrat Palopo itu pun langsung turun lapangan meninjau lokasi banjir di beberapa titik dan melakukan Siaran Langsung lewat
fasilitas handphone di akun Facebooknya.

“Iye masih banjir dek…baru kali ini juga masuk rumahku bah di Suli..Alam murka karena manusia tidak bisa menjaganya dengan baik,” kata Fadriaty AS saat
membalas pesan singkat redaksi Koran Seruya.

Ia menutup dengan pesan kepada semua stakeholder terutama pemerintah kabupaten Luwu agar melakukan upaya-upaya penanganan khusus demi meminimalisir dampak
banjir di dua wilayah tersebut, yang memang tiap tahunnya kerap kali jadi “langganan banjir”.

“Perlu langkah konkret karena kasihan areal sawah, kebun dan tambak masyarakat jika harus terkena musibah terus menerus, belum lagi kerusakan terhadap
sejumlah fasiltas umum seperti sekolah dan jalan raya akibat banjir setiap tahunnya,” pungkasnya. (*/tim)

ADVERTISEMENT