PALOPO — Berkat upaya pemerintah Kota Palopo dalam hal ini eksekutif dan legislatif, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) akan hadir di Palopo. Kehadiran BPOM di Palopo juga tak lepas dari seringnya beredar makanan mengandung zat berbahaya.
Kepastian hadirnya kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPOM di Palopo terlihat saat Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Sulsel, Drs HG Kakerissa Apt, berkunjung ke Palopo, Rabu (4/7/18) kemarin. Ia diterima oleh Walikota Palopo, HM Judas Amir.
Kakerissa mengatakan, BPOM nantinya bukan hanya di Makassar lagi, tetapi sudah ada di Palopo. Targetnya, Juli ini, setelah Penjabat Walikota Palopo dilantik, akan segera dioperasikan. “UPT BPOM ada di Kota Palopo, karena adanya dukungan pemerintah. Sebanyak 20 pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan yang mengajukan permohonan untuk mendirikan UPT, tapi hanya Kota Palopo yang terpilih, dan BPOM akan mengcover 7 daerah yang menjadi wilayah kerja BPOM Palopo nanti,” katanya.
Sementara itu, HM Judas Amir yang akan berakhir masa jabatannya Kamis (5/7/18) hari ini, menyampaikan akan mendorong Penjabat Walikota Palopo nantinya untuk mendukung BPOM untuk membuka kantor di Palopo. “Kami berterima kasih kepada pemerintah pusat yang sudah membentuk BPOM di Palopo,” kata Judas didampingi Direktur RSUD Sawerigading, dr Nasaruddin, Kepala Dinas Perdagangan, Zulkifli Halid dan Kepala Dinas Perindustrian, Akkaseng.
Sebelumnya, legislator asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Palopo, Megawati bersama Dinkes Palopo memang telah mengusulkan agar BPOM juga ada di Palopo. Ini terkait seringnya kasus keracunan terjadi di Palopo khususnya yang menimpa anak-anak. Megawati yang saat itu masih menjabat sebagai ketua komisi I mengatakan, kasus keracunan makanan di Kota Palopo sudah biasa terjadi. Korbannya pun hingga puluhan orang. Untung saja tidak ada korban jiwa. “Masalahnya, kasus keracunan makanan sudah sering terjadi di Kota Palopo. Alhamdulillah, berkat lobi kita semua, BPOM akhirnya membuka UPT di Palopo,” katanya.
Sekadar diketahui, pada november 2015 lalu, pernah terjadi kasus keracunan makan oleh puluhan warga di Kecamatan Sendana. Mereka terpaksa dilarikan ke rumah sakit setelah menikmati makanan pada acara syukuran salah seorang warga. Kasus yang sama juga terjadi di november 2016. Puluhan anak sekolah di Kecamatan Telluwanua keracunan es celup. Bahkan ada juga warga di Kelurahan Pontap mengalami oleng setelah menyantap jalangkote. (asm)