The Rising Star Menuju Pilgub Sulsel 2024, Indah Putri Indriani Ikut Dilirik Golkar

806
Bupati Lutra, Indah Putri Indriyani.
ADVERTISEMENT

KORANSERUYA.COM–Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur Sulsel masih tiga tahun lagi. Namun, rivalitas kandidat untuk maju sebagai Gubernur dari Partai Golkar mulai menghangat. Sejumlah figur bahkan mulai dielus dan dilirik sebagai kandidat potensial diusung maju pesta demokrasi lima tahunan di Sulsel itu.

Untuk saat ini, ada lima nama yang digadang-gadang bakal menjadi kandidat calon Gubernur Sulsel 2024 mendatang. Mereka ialah, Wakil Ketua Umum Golkar, Nurdin Halid, Ketua DPD I Golkar Sulsel yang juga Walikota Parepare, Taufan Pawe.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya ada nama Adnan IYL yang saat ini menjabat sebagai Bupati Gowa. Selain itu ada Bupati Bone dua periode, Andi Fahsar Padjalangi, dan Bupati Luwu Utara dua periode Indah Putri Indriani.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurdin Halid telah menyatakan keinginannya untuk maju lagi di Pilgub Sulsel 2024. Mantan Ketua Umum PSSI itu siap bertarung jika sejumlah masyarakat Sulsel menginginkan.

ADVERTISEMENT

Kini ia telah membentuk tim kecil untuk menyerap aspirasi kader Golkar dan aspirasi masyarakat Sulsel. Jika Nurdin Halid benar-benar maju, maka hal itu bisa memicu rivalitas bagi kader Partai Golkar lainnya.

Padahal selama ini sejumlah ketua DPD II Golkar kabupaten kota menyatakan dukungan terbuka kepada Taufan Pawe maju calon Gubernur.

“Kita baru saja rapat persiapan agenda politik 2024. Kita tugaskan Pak Aru dan Pak Irwan Muin minta pendapat warga Golkar Sulsel, apakah Pak Nurdin Halid masih perlu maju lagi atau tidak,” kata Nurdin Halid kepada wartawan di Warkop Hai Hong Jl Pelita Kota Makassar, beberapa waktu lalu.

Nurdin Halid disebut-sebut punya modal raihan suara 1,1 juta pada Pilgub Sulsel 2018 lalu. Saat itu Nurdin Halid maju berpasangan Aziz Qahhar Mudzakkar.

Sementara itu, Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel Taufan Pawe menghormati keinginan Nurdin Halid maju Pemilihan Gubernur Sulsel 2024. Dia menilai, setiap kader punya hak yang sama maju kontestasi politik. Bagi Taufan Pawe, penentu akhir adalah Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar.

“Saya rasa itu hak politik beliau, keputusan akhir ada pada DPP,” kata Taufan Pawe beberapa waktu lalu. Untuk sementara ini, Wali Kota Parepare itu mengaku fokus memperkenalkan Ketua Umum Airlangga Hartarto kepada masyarakat Sulawesi Selatan.

Taufan Pawe mengaku ingin fokus memenangkan Airlangga Hartarto jadi presiden 2024. TP menggerakkan 24 DPD Golkar kabupaten kota memasang Billboard bergambar Airlangga Hartarto 2024 Kerja Untuk Indonesia.

“Untuk sekarang, saya hanya fokus dulu untuk kerja-kerja demi Bapak Airlangga Hartarto Ketua Umum kita, beliau simbol kemuliaan partai, saya fokus ke sana,” kata Taufan Pawe.

Soal Pilgub Sulsel, Taufan Pawe mengaku belum mau berpikir terlalu jauh di tahun 2021 ini. Pertama, ia ingin fokus menyelesaikan pemerintahan periode keduanya sebagai kepala daerah Parepare.

Kedua, Taufan ingin memperkuat infrastruktur partai di 24 kabupaten kota, khususnya membangun Golkar baru di bawah komandonya.

“Saya akan bersikap setelah 24 DPD II selesai musda dan telah terbentuk kepengurusannya. Yang jelas saya persiapkan dulu infrastruktur partai sebagai bentuk wujud hadirnya Golkar baru untuk Sulsel,” kata Taufan Pawe.

“Golkar baru adalah paradigma, kader Golkar diposisikan sebagai subjek, Golkar baru akan hadir dengan tanpa bayar-bayaran,” sambungnya.

Sejauh ini Partai Golkar punya sejumlah kepala daerah dua periode yang berpeluang naik kelas bertarung Pilgub Sulsel 2024. Utamanya bagi daerah dua periode dengan jumlah penduduk besar, seperti Gowa, Bone, dan Luwu Raya.

Sementara Taufan Pawe punya previlege atau keistimewaan karena memimpin Partai Golkar Sulsel, partai politik pemenang pemilu legislatif 2019 di Sulsel yang selalu mengusung ketua maju calon gubernur Sulsel.

Akan tetapi Golkar punya sejumlah kepala daerah dua periode potensial yang bisa memicu rivalitas bagi Taufan Pawe maju calon gubernur dari partai beringin. Riak-riak sudah muncul seusai gelaran Musyawarah Daerah X Partai Golkar Kabupaten Sinjai, Sabtu (26/6/2021) lalu.

Sejumlah kader yang kecewa mendeklarasikan nama Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan maju calon Gubernur Sulsel 2024. Para kader tersebut adalah mereka yang kecewa terhadap hasil musda yang melahirkan Wakil Bupati Sinjai Andi Kartini Ottong sebagai ketua.

Bahkan nama Adnan Purichta Ichsan menjadi salah satu bintang baru menuju Pilgub Sulsel 2024 mendatang. Saat berpasangan dengan Abd Rauf Malaganni Karaeng Kio di Pilkada Gowa, Adnan memecahkan rekor kemenangan dalam Pilkada di Sulawesi Selatan.

Adnan-Kio mencatatkan rekor kemenangan tertinggi di Sulsel dengan persentase kemenangan 91 persen. Pasangan calon tunggal ini memecahkan rekor Nurdin Abdullah saat Pilkada Bantaeng 2013 dengan persentase kemenangan 82 persen.

Selain itu, Nama Andi Fahsar Padjalangi tak bisa dianggap remeh. Baru saja dia terpilih untuk ketiga kalinya sebagai Ketua DPD II Golkar Bone.

Ia tercatat telah dua periode menjadi bupati di daerah dengan daftar pemilih tetap (DPT) terbesar kedua setelah Kota Makassar. Dalam Pemilu 2019 lalu, DPT Bone mencapai 543.646 jiwa.

Hanya saja, Ia mengaku, masih fokus untuk mengurus Bone hingga masa jabatannya berakhir. “Tunggu dulu, masih terlalu jauh. Selesaikan dulu Bone dan pembangunan Bone,” ungkapnya.

Nama terakhir keterwakilan dari Luwu Raya, Indah Putri Indriani. Bupati Luwu Utara itu seringkali dikaitkan dengan Pilgub Sulsel 2024.

Indah juga masuk ke dalam The Rising Star menuju Pilgub Sulsel. Ia kembali terpilih sebagai bupati Luwu Utara dengan 45,13 persen suara. Indah bahkan melanjutkan rekor sebagai bupati perempuan pertama di Sulsel.

Bersama dengan Adnan IYL, Indah disebut sebagai primadona pada perhelatan lima tahunan itu. Selain muda, Indah juga dinilai berpengalaman memimpin dengan rekam jejak kepemimpinan terukur. Istri Anggota DPR-RI Muhammad Fauzi itu dinilai representasi kalangan milenial, yang punya posisi strategis di setiap momentum politik.

Direktur Eksekutif Paramater Publik Indonesia (PPI), Ras MD mengatakan figur seperti Indah dan Adnan IYL akan menjadi rebutan jika keduanya maju di Pilgub 2024.

Menurut Ras, variabel dua figur ini cukup ideal untuk konteks Pilgub Sulsel. Contohnya, Indah adalah figur perempuan yang patut diperhitungkan. Daya pikatnya di pemilih perempuan jadi jualan tersendiri. Ditambah lagi teritorinya yang merepresentasi Luwu Raya.

“Siapa pun yang berhasil berpasangan dengan salah satu figur itu, tentu akan jadi pasangan kuat di Pilgub Sulsel nanti,” jelasnya.

Hanya saja, Indah tak ingin berkomentar banyak terkait namanya yang masuk radar Pilgub Sulsel 2024. “Masih terlalu dini bicara Pilgub. Biarkan rakyat melihat, proses akan berjalan,” katanya beberapa waktu lalu.

Orang nomor satu di Kabupaten Luwu Utara ini mengaku belum sempat kepikiran melangkah ke Pilgub Sulsel. “Saya sampaikan, Sulawesi Selatan tempatnya jagoan politik. Ada semua para jagoan. Saya cukup berteman dengan mereka,” ungkapnya.

Lebih lanjut, bupati perempuan pertama di Sulsel itu mengatakan, memasuki masa periode kedua sebagi Bupati Luwu Utara ini, tentu masih banyak tugas mesti diselesaikan.

“Pekerjaan rumah kami di Luwu Utara juga berat sekali. Kalau itu dapat kami selesaikan dalam kurun waktu kurang lebih empat tahun, saya kira itu biarlah jadi legacy,” ujarnya.

Rivalitas Kader Beringin

Selain Adnan, masih ada sejumlah kepala daerah Golkar yang bisa memicu rivalitas bagi Taufan Pawe. Seperti Bupati Bone dua periode Andi Fahsar Padjalangi, Bupati Luwu Utara dua periode Indah Putri Indriani, Bupati Soppeng dua periode Andi Kaswadi Razak.

Kabupaten Gowa, Bone, ataupun Luwu Raya punya jumlah penduduk yang lebih besar dibanding Kota Parepare. Ditambah lagi Partai Golkar punya sejumlah kader potensial di Dewan Pimpinan Pusat. Seperti Nurdin Halid ataupun Erwin Aksa yang punya jaringan politik di level nasional.

Menilik ke belakang, tiga dari empat Pilgub Sulsel terakhir, Partai Golkar selalu terbelah karena lebih dari satu kader maju bertarung.

Jika Taufan Pawe maju sebagai calon gubernur sulsel maka akan menambah rekor Partai Golkar selalu mengusung kader. Pada Pilgub 2018 lalu, Partai Golkar kalah saat mengusung Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar.

Penyebab kekalahannya antara lain Golkar selalu pecah dalam menghadapi Pilgub Sulsel. Saat Golkar menyatu 2013 lalu saat mengusung Syahrul Yasin Limpo. Golkar menang.

Pilgub 2007, Golkar juga kalah saat pecah. Kader mereka, Amin Syam dan Syahrul Yasin Limpo berhadapan. Lalu apakah Golkar akan menyatu pada Pilgub mendatang.

Jika Taufan Pawe maju sebagai calon Wakil Gubernur Sulsel maka, dia adalah ketua pertama Golkar tidak maju sebagai 01 Sulsel.

Rekam jejak Golkar selama 3 kali Pilgub Sulsel yakni 2 kali kalah dan sekali menang. Apakah akan menambah kekalahan atau seri, 2 sama.

Maka, Pilgub mendatang akan menjadi pertaruhan Partai Golkar menambah kekalahan. Atau justru membuat imbang rekor selama ini. (liq)

ADVERTISEMENT